• Home
    • About Me
    • Indonesia
    • Asia
      • Dubai
      • HongKong
      • Japan
      • Macau
      • Malaysia
      • Singapore
      • Thailand
      • Vietnam
    • AUS NZ
      • Australia
      • New Zealand
    • Portfolio

Geret Koper

Ringan geret koper, Berat kasih porter

Wajah Cantik Dinding Bogota

Saya masih terkapar kelelahan akibat perjalanan selama 9 jam untuk sampai ibu kota Kolombia, Bogota. Saat itu pukul 8 pagi dan host couchsurfing mempersilakan saya untuk beristirahat sebelum ia berangkat kerja. 

Kedatangan saya ke Bogota demi bertemu teman lama yang hampir tiga tahun tak bersua. Kebetulan ia baru akan sampai sehari setelah kedatangan saya. Oleh karena itu, hari pertama ini saya bebas berjalan-jalan sendirian. Tipikal orang yang tak punya rencana perjalanan saya pun bingung bagaimana caranya menghabiskan waktu di kota terbesar kedua di Amerika Selatan tersebut.

Seorang teman membisikan ide untuk mengikuti free walking tour di daerah Candileria. Berbekal informasi google, salaha satu tema walking tour yang ada adalah melihat-lihat grafitti dan mural. Waktu menunjukan pukul 11, saya pun langsung menghubungi Bogota Grafitti Tour yang memiliki jadwal tour pukul 2 siang.


Saya buta soal mural dan grafitti. Lebih tepatnya saya acuh akan karya seni yang satu ini. Namun, persepsi tersebut berubah ketika tour baru berjalan 30 menit. Saya jatuh cinta dan menikmati apa yang dirasakan oleh indera penglihatan ini.

Dipandu oleh Jay, kami berkeliling area Candileria yang penuh oleh kreasi tangan-tangan artis Kolombia maupun dari negara lain. Jay bilang setidaknya artis dari Australia, Amerika Serikat, Ekuador, dan beberapa negara lain yang saya lupa namanya gemar datang ke Bogota untuk berkreasi.

Cantik. Satu kata yang merepresentasikan karya seni tersebut. Tabrak warna antara cat dan tembok bangunan sangat memanjakan mata.



Umumnya karya seni yang ada sepanjang Candeleria mengangkat tema terkait masyarakat pribumi benua Amerika, khususnya Kolombia. Jay bilang tema di wilayah tersebut jauh dari politik. Maklum, memang wilayah ini sangat tourist friendly jadi sebisa mungkin tidak mengangkat isu sensitif.

Kemudian kami melangkah ke Calle 26. Di sinilah tema "berat" berada. Artis yang ingin mengeluarkan uneg-unegnya tentang kondisi sosial dan politik bebas berekspresi. Umumnya mereka menyindir soal cara pemilu yang tidak memihak rakyat pedesaan, atau soal bisnis pariwisata yang merupakan bentuk lain dari perbudakan. Ada juga yang menganggap kopi yang menjadi komoditas andalan Kolombia tidak memberikan manfaat banyak bagi para petani. 



Tour berakhir pukul 4.30 sore. walaupun pakai embel-embel "free walking tour", namun sejak awal Jay sudah menekankan kalau peserta yang lalu biasanya memberikan donasi sebesar 20-30 peso Kolombia atau sekitar 100-150 ribu rupiah. Saya tidak pernah merasa sepuas itu menghabiskan uang untuk sebuah tour. 

Jadi kalau berniat mengenal Bogota lebih jauh saya sih merekomendasikan untuk ikut grafitti dan mural tour ini.

Tulisan ini merupakan guest post dari Efi Yanuar, thank you udah meramaikan geretkoper :3













Baca keseruan perjalanan Efi di Kolombia di Blognya raunround.wordpress.com jangan lupa follow IGnya juga yaa @efi.yanuar 


Share
Tweet
Pin
Share
24 comments

Saat berkunjung ke Semarang, menginap di Ibis Hotel budget bisa dijadikan salah satu pilihan. Highlight utama dari hotel ini, I might say location!

Berlokasi di jalan Kapten Tendean, you won't miss this PURPLE building for a far. Hotel yang masih berada di bawah naungan Accor group ini memiliki beberapa lokasi di Indonesia, selain di Semarang ibis budget juga hadir di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Rooms

Hotel Ibis Budget di Semarang ini memiliki tiga jenis kamar yang berbeda dengan luas kamar yang sama, kamar standar dengan 1 double bed, kamar standard dengan 2 single beds dan kamar standard dengan 1 double bed plus 1 bunk bed. Yes you hear me right, bunk bed! dan dengan adanya bunk bed itu okupansi kamarnya jadi bisa maksimal bertiga yeah!! Fasilitas di tiap-tiap kamar juga sama seperti 24" LCD TV dengan tv kabel, free WiFi, standing shower, separated toilet, mineral water dan fresh towel. 



Breakfast

Tempat sarapan ada di lantai dasar satu lantai dengan lobby hotel. Sarapan di Ibis Budget ini disediakan dari jam 6 hingga jam 10 pagi. Beberapa pilihan makanan juga bisa dipilih tamu, seperti buffet yang biasanya terdiri dari nasi, lauk utama dan sayuran. Ada juga pojok roti yang menyiapkan roti tawar, toaster dan beberapa jenis selai. Sarapan juga lengkap dengan buah-buahan potong segar dan minuman seperti teh dan kopi.


Things To Do

Dari hotel ini ada beberapa tempat wisata dan tempat makan seru yang dibisa dikunjungi hanya dengan berjalan kaki, misalnya seperti Kedai es krim Zangrandi yang terletak tidak jauh di belakang hotel, belanja wifecake yang lagi heboh banget di Instagram yang terletak bersebrangan dengan hotel, mengunjungi Lawang Sewu hingga ke Kampung Pelangi yang lagi terkenal banget.

One more thing, saat ini kan udah jamannya ojek dan taxi online, nah kebetulan salah satu taxi online ada yang "berkantor" di gedung hotel ibis ini, jadi untuk pemesanan juga jauh lebih mudah karena biasanya ada beberapa driver yang kebetulan berlokasi di tempat tersebut. Jadi buat yang jalan-jalan dan tidak menyewa mobil juga ga perlu kebingungan untuk pergi ke sana sini deh.

*sebagian gambar bersumber dari www.ibis.com

Share
Tweet
Pin
Share
11 comments
Di beberapa social media pribadi saya, jika beberapa dari kalian ada yang follow social media saya, mungkin pernah beberapa kali saya share tentang bagaimana saya bahagia dan amat terbantu dengan transportasi di Sydney yang sungguh reliable. Well, gimana engga? jadwal bisa dicek di apps, tujuan tiap bus titik berhenti bisa dicek di apps, historikal penggunaan kartu opal bisa dicek, dan yang paling terpenting dari itu semua sebenarnya adalah jangkauan dari transportasinya. Sebagian besar objek wisata di Sydney dan sekitar dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi umum, mulai dari bis, kapal feri, tram, hingga kereta. Sebagai salah satu yang beruntung bisa merasakan tinggal di daerah ini selama setahun, hal tersebut tentunya banyak membantu saya mengunjungi tempat-tempat seru.

Selain ke objek-objek wisata utama Sydney, tempat lain yang juga ga kalah menarik untuk dikunjungi adalah mercusuar atau lighthouse yang cukup banyak tersebar di negara bagian New South Wales terutama di sekitar Sydney. Berikut ini beberapa mercusuar/ lighthouse yang bisa kalian kunjungi saat berkunjung ke Sydney, Australia.

1. Hornby Lighthouse
Hornby Lighthouse

Mercusuar Hornby ini sebenarnya adalah mercusuar pertama yang saya ingin kunjungi dari daftar mercusuar lain yang saya miliki. Kenapa? karena warna mercusuar ini beda dibandingkan dengan yang lain. Umumnya lighthouse yang saya ketahui berwarna putih, misalnya seperti mercusuar di Pulau Lengkuas, Belitung. Namun Hornby ini beda, warnanya merah dan putih dan percaya apa engga waktu pertama kali saya lihat mercusuar ini mengingatkan saya dengan tenda sirkus.

Meskipun ini merupakan mercusuar pertama yang sedari awal ingin saya kunjungi di Sydney, kenyataannya saya malah baru ke sini di bulan ke tujuh saya tinggal di Sydney. Padahal untuk menuju ke tempat ini tidak sulit bahkan ada dua jenis transportasi umum yaitu kapal feri dan bis yang bisa mengantar kalian ke lokasi terdekat dan kemudian disambung dengan trekking ke puncak. Kalo dibandingkan dengan mercusuar yang lain, Hornby lighthouse ini jauh lebih pendek yang ternyata memang sengaja dibuat seperti itu karena letak si mercusuar yang sudah tinggi di atas bukit. Hornby lighthouse ini terletak di Watsons Bay dan masih di dalam area Sydney Harbour National Park.

2. Barrenjoey Lighthouse

Sama seperti Hornby, tinggi mercusuar Barrenjoey juga tidak seperti mercusuar kebanyakan. Lagi-lagi karena letak si mercusuar ini yang sudah di atas bukit, bahkan sepertinya bukitnya lebih tinggi dari tempat mercusuar Hornby berada. Perjalanan menuju Palm Beach, tempat di mana mercusuar ini berada juga lumayan jauh dan harus saya tempuh kurang lebih 2 jam setengah dari Sydney CBD dengan menggunakan bis. 2 jam perjalanan tersebut murni karena jaraknya yang jauh bukan karena macet di jalan loh, kebayang capenya deh melihat supir bis yang ga kunjung berhenti, hahahaha. 

Trekking menuju Barrenjoey lighthouse menurut saya juga termasuk menantang karena di beberapa titik akan ada path dengan sudut kemiringan hingga 50 derajat. Menyerah di tengah jalan? please jangan karena trust me semua perjuangannya akan terbayar begitu kalian sampai di atas dan melihat keindahan dari atas Barrenjoey Head. Bahkan menurut informasi ada salah satu sudut Barrenjoey head yang biasa digunakan pengunjung untuk melihat paus saat masanya migrasi *kayaknya pas musim dingin deh*. Ah iya, ternyata bangunan mercusuar yang ada saat ini sudah "dipindahkan" beberapa meter dari letak awalnya.


3. Kiama Lighthouse

Mercusuar yang satu ini terletak di sebelah selatan Sydney dan dapat ditempuh dengan kereta ekspres ke Kiama sekitar 3 jam dari Central station. Objek wisata utama di Kiama sebenarnya bukan mercusuar ini, melainkan Kiama Blow hole yang ada lebih ujung dari letak mercusuarnya, but you surely won't miss this building. 

Nah mercusuar yang ini baru nih warnanya putih seperti mercusuar kebanyakan, beberapa mercusuar ada jam buka untuk guided tournya tapi kurang ngeh sama yang satu ini sih mungkin karena kemarin mampir ke Kiama emang bukan ke sini tujuan utamanya. Would you believe me jika waktu itu kami menempuh jarak ratusan kilometer ke Kiama untuk beli Pizza, duduk di rerumputan sambil makan pizzanya lalu menuju Kiama Blow hole buat foto-foto dan langsung bergegas kembali ke stasiun untuk mengejar kereta ke Sydney supaya ga kemaleman?. ahhahah this is how I spent my random free day in Sydney with fellow Sydneysiders.


4. Macquaire Lighthouse
 Bangunan bawah mercusuar berbentuk persegi panjang

Satu lagi mercusuar yang lokasinya ternyata ga terlalu jauh dari Hornby lighthouse cuma sekitar 3 kilometer. Terletak di Vaucluse, mercusuar ini menjadi mercusuar pertama yang saya kunjungi dengan hanya menggunakan bis dan jarak dari halte bis ke mercusuarnya deket banget, ga pake jalan jauh dan cape. Lokasinya juga berada di kawasan elite Vaucluse, hanya tinggal menyebrang jalan aja udah sampe ke rumah warga. Ada yang menarik nih sama bangunannya Macquaire Lighthouse, di saat beberapa mercusuar lain bentuk bangunannya tinggi seperti tabung hingga ke bawah, Macquaire Lighthouse memiliki lantai dasar yang berbentuk persegi panjang seperti rumah namun tetap memiliki menara.

Jika dilihat dari kejauhan, tetap tampak seperti bangunan mercusuar lain

Ada yang berbeda dari beberapa tempat mercusuar lain, sedikit ke arah utara dari mercusuar ini kalian bisa menemukan tebing yang dikelilingi oleh pagar pembatas. Di sekitaran pagar pembatas banyak ditempel plat bertuliskan nomor lifeline hingga tulisan kutipan kalimat inspirasi penyemangat hidup. Ada teman yang cerita di sekitar tempat tersebut hingga ke tebing di dekat Watsons bay memang terkenal sebagai tebing jadi sering dijadikan tempat untuk terjun bebas (bunuh diri) di Sydney, ihh kok syereemm. 
 
5. Fort Denison Lighthouse

Karena letaknya yang berada di sebuah pulau sepertinya ini jadi satu-satunya mercusuar yang tidak benar-benar saya kunjungi hanya saya lewati saat sedang berada di atas kapal feri. Bukan tidak mungkin sih untuk menginjakkan kaki ke Fort Denison karena memang ada beberapa acara khusus yang digelar di Fort Denison. Sedangkan untuk kunjungan umumnya, Fort Denison hanya bisa dikunjungi oleh para peserta Captain Cook Cruise yang berangkat dari Circular Quay Ferry terminal atau mereka yang sudah reservasi untuk bersantap di restoran yang ada di Fort Denison ini. 

Jika melihat di asal usul rocky island ini, Fort Denison pernah memegang peranan penting seperti stasiun pengecekan ombak dan cuaca, sebagai salah satu petunjuk navigasi hingga sebagai salah satu bangunan pertahanan. Saat ini, Fort Denison selain memiliki sebuah restoran juga dapat di booked untuk acar tertentu dan memiliki sebuah museum.

Share
Tweet
Pin
Share
8 comments
Newer Posts
Older Posts

Pages

  • Home
  • About Me
  • Portfolio

HELLO

HELLO

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...
  • The Choc Pot, Sydney CBD
    Here we go again for another restaurant and cafe adventure in heart of Sydney. I can do cafe hopping most of the time back then in Jakarta ...
  • Kura-Kura Bus: A New Way to Travel in Bali
    My Turtle Bus - Kura-Kura Bus Two weeks ago, Sharon and I were travelling to Bali for around a week. Since we can't drive motorc...
  • Kenapa Pilih Tinggal 1 Tahun di Australia?
    Magical sunset dari Mrs. Macquaire Chair Percaya ga kalo saya bilang, Australia belum pernah masuk ke bucket list tempat yang mau sa...
  • [ Hotel Review ] Black Bird Hotel Bandung
    Being born and raised in Bandung (even if only for 7 years of my life), I’ve grown to call this city my home. But like many other people wh...
  • [ Hostel Review ] Back Home Hostel - Kuala Lumpur
    Budget pas-pasan gara-gara baru aja sebulan sebelumnya trip ke Hongkong tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap berangkat ke Kual...
  • [ Travel Habit ] : Food and Snack Hunting
    Saat melakukan perjalanan ke beberapa kota di luar kota asal atau ke negara lain selain mencoba makanan lokal, pernah ga kalian punya m...
  • [ Hotel Review ] Yats Colony - Yogyakarta
    Akhirnya setelah 2 tahun, saya kembali lagi berkunjung ke Yogyakarta atau kota yang biasa saya bilang sebagai kota sejuta gudeg. Kota...
  • Sydney Travel Guides [Part 1]
    As one of largest city in Australia, Sydney has become one of favorite city to visit for holiday. It's easy to use public transpo...

recent posts

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ▼  June (3)
      • Bogota Grafitti Tour
      • [ADV] Hotel Ibis Budget - Semarang
      • 5 Lighthouses to Visit in Sydney
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
  • ►  2016 (45)
    • ►  December (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (7)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (4)
    • ►  February (5)
    • ►  January (7)
  • ►  2015 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (7)
    • ►  August (9)
    • ►  July (6)
    • ►  June (5)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (7)
    • ►  August (6)
    • ►  July (8)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (17)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)

Search This Blog

Powered by Blogger.

Report Abuse

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...

footer social

Followers

Blog Hits

Indonesian Travel Blog

  • .: adie DOES :.
    Sendirian di Uchisar Castle
    5 years ago
  • awanderlustdiary.com
    Penitipan Koper di Amsterdam Centraal Station
    5 years ago
  • Backpackology
    Cerita-Cerita Horor dari Tallinn Estonia
    6 years ago
  • Because Normal People Will Like Traveling
  • Blog Terkini @ wisatakeren.com
    Blog: Road Trip Surabaya Bali Episode 2
    2 years ago
  • Catatan Perjalananku
    Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024 di Indonesia
    1 year ago
  • Chocky Sihombing
    Kalender dan Libur Nasional 2020
    5 years ago
  • D'Cat Queen
  • dananwahyu.com
    Hai Batam, Ramadan Sebentar Lagi Datang, Buka Puasa Dimana Ya
    3 months ago
  • Eat│Play│Repeat
    Bunc@Radius, Little India [CLOSED]
    11 years ago
  • helterskelter
    Home Credit: Solusi Kebutuhan Gadget bagi Content Creator (Plus Tips Editing Video)
    3 years ago
  • Jalan2Liburan
    Spring Trip to Tunisia, North Africa. Akhirnya Traveling ke Negara Baru Lagi!
    3 years ago
  • Jejak BOcahiLANG
    Candi-Candi Majapahit di Situs Trowulan
    9 years ago
  • Jejak Kaki
    Hari Ke 17 : Brussel – Amsterdam (Amsterdam Canal Tour)
    6 years ago
  • Littlenomadid -Indonesian Travel Blogger
    Getting to Togean Islands and Travel Information
    8 years ago
  • Males Mandi
    Cara Mudah Menjadi Reseller Domain dan Raup Keuntungan
    9 months ago
  • Mari Melantjong!
    Sometimes, Marriage Is Not Scary
    3 months ago
  • Mollyta Mochtar
    Keseruan di Genting SkyWorlds, Wahana Permainan Terpadu bagi Keluarga
    2 years ago
  • My Salad Days
    Reaching the Peak of Bali - Pura Ulun Danu Bratan
    10 years ago
  • My Time Capsule
    Myanmar: Chasing Sunrise In Bagan
    6 years ago
  • Noerazhka
    Jepara Marina Beach, Oase di Tepian Teluk Awur ..
    9 years ago
  • PAPER LINE
    Kilas Balik 2023 yang complicated
    6 months ago
  • Perjalanan Tak Berujung
    Lidah di GOYANG pak Asep Stroberi
    8 years ago
  • PLAY WITH ME
    Bunga Penutup Abad
    8 years ago
  • Sharon Travelogue
    Glamping di Richland Bali + Jalan-Jalan di Bedugul
    3 years ago
  • tesyasblog
    Liburan ke Busan: Haeundae Beach & Sky Capsule
    4 weeks ago
  • The TraveLearn
    Jalan-Jalan di Amerika Serikat:dari Florida yang Tropis hingga San Francisco yang Dinamis
    5 days ago
  • The Traveling Cows
    Itinerari 10 Hari Perjalanan ke Oman
    5 years ago
  • the-rubyslippers
    Kats in Korea
    11 years ago
  • Traveling Precils
    7 Tip Mengumpulkan Receh Untuk Resolusi Piknik
    8 years ago
  • TRIP TO TRIP
    Nyebur ke Sungai Nagatoro
    8 years ago
  • Usemayjourney
    Menikmati Perjalanan dan Usia yang Makin Bertambah
    7 years ago
  • Wonder Tripper
    Power Women in Travel: Interview with Deanna Ting
    7 years ago

Instagram Feed

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates