• Home
    • About Me
    • Indonesia
    • Asia
      • Dubai
      • HongKong
      • Japan
      • Macau
      • Malaysia
      • Singapore
      • Thailand
      • Vietnam
    • AUS NZ
      • Australia
      • New Zealand
    • Portfolio

Geret Koper

Ringan geret koper, Berat kasih porter

Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk hotel review kali ini. Pergi menginapnya sudah hampir 2 tahun lalu, tapi reviewnya baru ditulis di 2021. Saat ini memang belum bisa untuk bepergian kesana-kemari tapi review ini boleh lah yah disimpan untuk persiapan perjalanan berikutnya ke Jepang?



Perjalanan aku ke Tokyo di 2019 lalu bisa dibilang paling unprepared , kok bisa? Tiketnya memang sudah beli dari beberapa bulan sebelumnya sewaktu ada promo return for free dari Sydney by Jetstar dan seperti biasa harus transit di Gold Coast atau Cairns dulu (namanya juga promo!). Penginapan baru di-book beberapa hari sebelum pengajuan visa di konsulat Jepang di Sydney dan untungnya lancar. Waktu itu kepikirannya cuma mau yang tidak terlalu di tengah kota, murah dan tetap mudah transportasi dan dekat tempat wisata (dasar banyak mau!) akhirnya pilihan jatuh ke daerah Asakusa.

Akhirnya ketemu dengan Hotel Mustard Asakusa 2 ini yang jarangnya cuma 2-3 menit jalan kaku dari Sensoji Temple dan sekitar 6-7 menit jalan kaki dari Asakusa JR maupun subway station (menarik kan?)

Terlepas dari namanya, di penginapan ini juga ternyata menyediakan kamar tipe dormitory alias bunk bed dan pastinya itu yang jadi pilihan saya dong, secara bujetnya pasti hanya cukup di situ namun yang menarik share kamar mandi untuk tamu di hotel ini adalah tipe spa alias onsen. Bahkan menurut teman sedormitory yang kebetulan orang Jepang juga, tempat ini merupakan penginapan paling baik dan terjangkau dengan fasilitas onsen.

Proses check-in juga termasuk lancar dan seperti biasa saya datang terlalu awal karena kebetulan paginya baru datang dari Osaka (banyak hal tak terduga di trip ini sampe bingung ceritanya mau mulai dari mana, tapi mungkin di artikel lain ya!). Sekitar jam 10 pagi saya sudah check in dan staff hotel sudah memberitahu tentang semua fasilitas dan apa-apa aja yang ada di hotel, dia juga bilang onsennya sudah bisa dipakai lagi sekitar jam 1 siang jadi saya boleh balik ke hotel sekitar jam 1 dan mandi dulu meskipun masih belum bisa masuk kamar.

Oh iya, di hotel ini sarapannya tidak termasuk di harga dasar kamar akan ada tambahan biaya lagi per orangnya. Namun di hari pertama saya menginap, rasanya tidak worth it untuk sarapan di hotel jadi saya memilih untuk jalan keluar hotel pagi-pagi ke tempat tujuan wisata yang saya mau tuju. Tapi kalo kalian lain cerita deh kalo ada buffet spesial seperti waktu menginap di Kyoto, bisa dibaca di sini.

Kembali ke fasilitas hotel yah, di setiap kamar berjenis bunk bed akan disediakan bantal dan selimut dan sudah dalam kondisi tertata rapi ya, beberapa hostel di Jepang masih ada yang mengahruskan tamunya untuk memasang sprei dan selimut sendiri seperti yang pernah saya dan teman-teman inapi di Osaka.

Fasilitas bersama seperti ruang makan, kulkas dan laundry ada di lantai 1 bersamaan dengan tempat onsen. Onsen untuk perempuan dan laki-laki dipisah kok jadi aman! sedangkan di setiap lantai disediakan shared toilet juga dan untuk kamar-kamar private juga ada yang memiliki fasilitas toilet di dalam kamar.

Pengalaman paling menarik di hotel ini? tentunya Onsen dong! karena ini kali pertama saya mencoba onsen yang jujur sampai 5 hari menginap di tempat ini saya masih belum biasa jika ada orang lain yang menggunakan Onsen di saat bersamaan. Lalu gimana menyiasatinya? hahahah saya selalu jadi tamu paling pagi di Onsen. Saya mandi pagi sekitar jam setengah 6 atau jam 6 menghindari jam orang-orang lain menggunakan Onsen. Untuk mandi sore, kalo saya sudah kembali ke hotel lebih awal say abiasanya mandi sekitar jam 4 atau sekalian jam 9 malam di saat orang-orang keluar makan malam atau beberapa bahkan belum pulang dari day trip mereka. Ntah kapan baru bisa terbiasa kalo gini caranya hahahahaha.

Untuk soal makanan juga tidak perlu khawatir! Lokasi hotel berada sangat dekat dengan Sensoji temple (Asakusa Temple) yang berarti dekat juga dengan Orange street market dan Nakamise shopping street. Ada Ekimise dan Matsuya department store juga yang letaknya cuma 2 menit jalan dari hotel dan berbagai macam cafe serta coffee shop! oh iya dan tentunya bejubel convenience store ada di sekitar hotel.

Jadi gimana? tertarik buat menginap di tempat ini juga ga?

Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
111-0033 Tokyo-to, Taito-ku Hanakawado 1-7-10, Japan 
Share
Tweet
Pin
Share
3 comments

Salah satu destinasi atau objek wisata terkenal di Sydney yang tidak boleh terlewatkan, selain Opera House dan Pantai Bondi adalah Blue Mountain. Dari namanya mungkin kepikiran, “Blue Mountain? Gunungnya berwarna biru ya?”. Setidaknya itulah yang saya pikirkan tapi ternyata gunungnya tidak biru tuh. 

Kenapa namanya Blue Mountain? Dengar-dengar karena pas saat berkabut gunungnya kelihatan berwarna biru dari kejauhan. Tapi kayaknya memang semua gunung kalau dilihat dari jauh berwarna biru kan ya. Tidak hanya namanya yang bikin penasaran tapi pemandangan disekitarnya juga bikin banyak orang penasaran sehingga sering dikunjungi oleh para wisatawan. 

Echo Point Lookout

Area Blue Mountain sebenarnya lebih ke dataran tinggi yang terangkat sehingga tidak terlihat seperti gunung, namun lebih seperti lembah yang luas. Biasanya para pengunjung yang datang ke sini akan langsung mendatangi spot view point yang bernama Echo Point. Dari sini kelihatan pemandangan yang luas dan juga asri kawasan Blue Mountain. 

Terlihat juga sususan batu menjulang ke atas dari Jamison Valley yang bernama Three Sisters. Three Sisters yang juga menjadi primadona ini bisa juga dilihat dari dekat. Saya berjalan melewati bebatuan diakhiri dengan tangga tangga yang cukup terjal dan kemudian melewati jembatan. Sampailah di sister yang pertama. 

Honeymoon Bridge

Jembatan ini bernama Honeymoon Lookout. Mungkin ada alasan tertentu kenapa disebut dengan nama ini. Katanya beberapa ratus tahun yang lalu banyak pasangan bulan madu yang mengunjungi spot ini untuk mengambil foto romantis. 

Kawasan Taman Nasional Blue Mountain menawarkan banyak trail atau jalur untuk bushwalking dari yang levelnya lebih gampang sampai yang susah. Saya memilih trail yang paling gampang karena saya cuma punya waktu sehari saja. The Giant Stairways dan Prince Henry Cliff Walk yang mengarah ke Katoomba Falls. 

Prince Henry Cliff Walk

Kurang lebih waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan trail ini sekitar 30-40 menit satu arah. Jalurnya cukup gampang, pepohonan yang rimbun membuat saya lebih menikmati pemandangan sekitar. Katoomba Falls tidak seindah yang saya bayangkan. Ya, kurang lebih beginilah saya menghabiskan hari di Blue Mountain. Saya akan kembali lagi di hari lain untuk mencoba jalur lain yang lebih panjang. 

Cara menuju Blue Mountain 

Untuk menuju Blue Mountain dari Sydney, kamu bisa menggunakan kereta dari Stasiun Central dengan tujuan Stasiun Katoomba. Perjalanan menggunakan kereta memakan waktu kurang lebih 2.5 jam. 

Harga tiket tergantung apakah kamu menggunakan Opal Card, sejenis kartu transportasi di NSW atau menggunakan tiket normal. Tarif menggunakan Opal Card sekitar AUD 5.81 untuk sekali jalan. 

Setelah sampai di Stasiun Katoomba, keluar dan sebrangi jalan, kemudian berjalan ke arah kiri sampai sebuah persimpangan. Belok kanan dan carilah bus stop. Bus nomor 686 akan membawa kamu sampai Echo Point. 

Jika kamu ingin mengunjungi lebih banyak tempat di Taman Nasional Blue Mountain, kamu bisa naik hop on hop off bus atau mengikuti trolley tour. 

 Trail lain di sekitar Blue Mountain

  1. Ruined Castle 

Trail yang satu ini cukup gampang dimulai dari bagian bawah Scenic World. Jalur ini akan membawa kamu menyebrangi bagian bawah tebing dan melewati hutan alami yang indah. 

  1. Grand Canyon

Beda dengan Grand Canyon di Amerika ya. Jalur yang satu ini menawarkan pemandangan alam yang luar biasa. Jalur ini melalui bagian bawah lembah, dilanjutkan dengan melewati sungai kecil yang dikelilingi dengan pohon-pohon pakis. 

Jalur ini bisa dimulai dari Blackheath atau Neats Glen. Untuk menyelesaikan trail ini membutuhkan waktu sekitar 6 jam pulang pergi. 

  1. Jenolan Caves

Gua yang sangat indah ini merupakan gua tua yang terbuka. Ada sekitar 11 bagian gua yang beberapanya dilewati dengan sungai bawah tanah. Kamu bisa menikmati formasi batuan kapur bergantungan di atap gua. 

  1. Wenthworth Pass

Jalur ini juga sangat popular karena pemandangannya yang tidak kalah indah juga. Kamu akan melewati beberapa air terjun termasuk yang paling tinggi Wenthworth Falls. Jalur ini cukup menantang, dibutuhkan kira-kira 6 jam untuk menyelesaikannya. 

Tulisan dan foto oleh Velyzhia Zhang - Nonanomad
Share
Tweet
Pin
Share
9 comments
Kalo dipikir-pikir dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan, rasanya saya sudah lebih dari 5 kali berkunjung ke daerah ini (cuma sedikit mengingatkan, ternyata tulisan ini sudah mengendap di draft blog kurang lebih 3 tahun, hihihihihi). Semuanya murni karena urusan pekerjaan di sini tapi meskipun harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 menit dari Sydney CBD dan kadang harus berurusan dengan teriknya matahari, saya selalu excited setiap kali berkunjung ke daerah ini. Pertama kali saya ke daerah Narrabeen justru bukan ke pantai, melainkan ke danaunya yang merupakan danau pertama di Sydney yang saya pernah kunjungi.

Where to Start



View this post on Instagram

Ngabuburit heula • Ngabuburit versi aku kali ini jalan-jalan ke arah Mona Vale naik bis tingkat warna kuning super ngejreng dan turun di Narrabeen lake ini. Udaranya adem dan tadi matahari sempat agak terik. Karena lagi jadi pemalas dan ga mau jalan kaki jauh, jadi cuma duduk-duduk di samping lake sambil ngeliatin bebek wara-wiri, bebeknya cuma buat dilihat aja yah, jangan digoreng apa lagi dibumbu balado. JANGANNNNNN!! KAN LAGI PUASA *tunggu pas buka aja* #ehgimana • Please ignore the caption, thank you #sydneysider #Sydney #lake #Narrabeen #Narrabeenlake #picturesque #landscape #travel #travelblogger #traveller #randomtrip #autumn #NSW #NorthernBeaches #ngabuburit #seeaustralia #australia #travelaustralia
A post shared by Meidiana Kusuma (@meidianakusuma) on May 25, 2018 at 11:53pm PDT
Garis pantai di Pantai Narrabeen terbilang cukup panjang dan menyambung ke Pantai Collaroy. Lokasi pengunjung yang paling ramai ke pantai ini adalah di sekitar jalan .... karena selain disediakan tenpat parkiran khusus, banyak juga cafe & restoran serta tempat penyewaan alat-alat renang dan selancar. Saya sendiri yang noatbenenya kurang suka berada di pantai yang ramai lebih memilih untuk masuk ke areal pantai ini melalui Wellington Street atau Ablemarle Street, selain ada bukit hijau di daerah ini juga ada beberapa tempat duduk santai yang sebenarnya milik rumah pribadi di sekitar situ yang langsung menghadap ke pantai, duhh enaknya. 

Di daerah Wellington street juga tidak terlalu jauh dari wisata air lain di daerah Narrabeen yaitu Danaunya. Di danau ini, wisata airnya juga tidak kalah menarik dari pantainya. Di sini pengunjung bisa bermain kayak/canoe hingga menyewa kapal untuk berkeliling danau. Serunya lagi, di sekitaran danau bisa kita jumpai banyak angsa dan burung-burung unik lain yang ikutan menikmati danau ini.





Where to Stay

Saya sendiri sih biasanya selalu day trip tiap kali berkunjung ke daerah ini, namun karena ada rencana untuk sekalian mengunjungi Palm beach yang jaraknya kurang lebih 30menit berkendara ke utara Narrabeen akhirnya memutuskan untuk menginap dulu di Narrabeen. Selain serviced villa dan hotel, di daerah ini juga banyak unit dan rumah yang disewakan melalui aplikasi penyewaan penginapan airbnb.com . Buat saya sendiri ini merupakan kali pertamanya mencoba menginap di salah satu properti yang disewakan melalui website airBnB. Karena selain dapat memilih tempat yang lebih strategis dan tidak terlalu ramai dari pusat wisatanya Narrabeen, tempat-tempat yang disewakan melalui situs ini biasanya dibuat atau didesain khusus secara unik oleh pemiliknya supaya orang-orang yang menginap memiliki pengalaman seru dari menginap di hotel.

Saat ini yang lebih serunya lagi ada bis tingkat baru berwarna kuning dengan kode B1 yang bisa mengantarkan kamu langsung ke daerah ini dari Wynyard Station bus stop. Biasanya kalo udah jenuh lihat gedung di CBD, Narrabeen selalu jadi tempat tujuan tamasya paling seru buat saya. 







View this post on Instagram

• That moment when you travel 1 hour only to meet the ducks and try coffee while sitting inside the tram • #beautifulspaces #goodlookingspace #Narrabeen #tramshed #Sydney #seeaustralia #coffee #tram #oldtram #sydneyeats #travel #travelphoto
A post shared by Meidiana Kusuma (@meidianakusuma) on Sep 20, 2018 at 2:54pm PDT



View this post on Instagram

• Let’s play a game, is this candid or not? Let me know your answer on the comment • #tramshed #tramshednarrabeen #goodlookingspace #tram #sydneyplace #sydney #narrabeen #northshore #travelling #travel #beautifulspaces #travelblogger
A post shared by Meidiana Kusuma (@meidianakusuma) on Sep 4, 2018 at 3:22pm PDT



View this post on Instagram

• On an attempt to make your friend interested on lifestyle, flatlay and foodie kind of shot • On frame : @ibelco • #flatlay #Narrabeen #Coffee #lifestartsaftercoffee #tramshed #Australia #lifestyle #potd #maungopiajamustijauhbenernaikbisnya
A post shared by Meidiana Kusuma (@meidianakusuma) on Aug 26, 2018 at 3:41pm PDT
Oh iya, tidak jauh dari tempat pemberhentian  bus di Narrabeen ada sebuah cafe unik yang bernama "The Tramshed Cafe Narrabeen" di mana kamu bisa menyantap makan siang atau minum kopi sambil duduk di dalam sebuah gerbong Tram tua. Dulunya, tempat ini merupakan depo tram di Sydney, iya Sydney pernah terkenal sebagai kota dengan jalur line terpanjang sayangnya saat ini semua jalur tram tersebut sudah tidak aktif.

Jadi saat semua #lockdown dan #stayathome ini selesai kalian mau ke mana?
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Dimulai dari hari ini, saya berencana untuk aktif lagi menulis di blog dan salah satunya akan banyak berbagi info tentang banyak hal di #stayathome alias #dirumahaja series ini. Ironis sih ya rasanya jika ternyata harus ada wabah seperti ini dulu yang kemudian membuat saya kembali aktif menulis lagi di blog karena sudah terlalu bosan dan tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Segi positifnya, kalian jadi punya bahan bacaan baru deh. Ok, jadi saat ini yang mau saya bahas adalah AdSense, tahu kan yah, tahu dong?

Nah salah satu cara untuk dapat menghasilkan uang dengan bermodal blog salah satunya ya dari AdSense ini, jujur sudah agak lama saya tidak mengaktifkan atau menaruh link AdSense di blog saya sih padahal akun AdSense saya udah ada dari tahun 2013-an.

Ok, usut punya usut, beberapa teman yang baru mau memulai mendaftar AdSense agak kesulitan dalam persetujuan websitenya dari pihak AdSense. Nah kali ini saya mau berbagi info dan tips supaya websitenya bisa diterima Adsense, simak yaa:

1. Memposting atau mengunggah artikel bermanfaat



Kayak gimana sih misalnya? banyak banget kok artikel bermanfaat dan itu semua tergantung dari genre blog yang kamu tulis juga. Bisa dari resep makanan, travel info, cerita perjalanan, review barang eletronik dan lain-lain. Tidak hanya isi yang berkualitas, gaya tulisan harus semenarik mungkin, sehingga yang membaca tidak merasa bosan dan jenuh. Minimum artikel yang yang ditampilkan dalam website sebelum melakukan pengajuan ke bagian Adsense adalah 20 postingan dan masing-masing artikel harus memiliki minimal 600an kata. 

Sebenarnya, tidak ada jumlah standar dari artikel yang diposting untuk diterima oleh pihak Adsense. Pastikan saja, setiap postingan berisi hal yang menarik dan memberikan informasi yang lengkap tanpa perlu menggunakan bahasa yang terlalu berbelit. Orisinalitas suatu artikel juga menjadi tolak ukur, karena mempengaruhi pertimbangan perusahaan iklan untuk bekerja sama dengan halaman website yang Anda miliki.

2. Membuat halaman privasi

Syarat website diterima adsense yang selanjutnya adalah membuat halaman privasi. Ya, privacy policy memang sangat diperhatikan oleh pihak Adsense. Ketersediaan privacy policy di dalam sebuah blog atau website, sama halnya dengan menunjukkan sikap serius dalam menjalani konten atau program yang akan dibahas dalam postingan berikutnya. 

Halaman ini juga berguna sebagai media pemberi informasi kepada para pengunjung, terkait dengan konten yang tersedia di dalamnya. Ada juga peraturan yang harus ditaati oleh pengunjung, baik hal yang dilarang atau hal yang diperbolehkan selama menjadi pengunjung blog tersebut. 

3. Memiliki halaman "about us" atau "tentang kami"


Halaman ‘tentang’ berisi infomasi diri untuk blog yang bersifat personal atau individu. Halaman ‘about us’ ini memiliki fungsi yang sama dengan halaman kontak. Selain itu, terdapat keterangan mengenai isi konten yang diberikan di dalam blog. Anda bisa menuliskan isi konten yang dibahas di halaman blog dalam bentuk seperti daftar isi. 

Dengan adanya halaman ‘tentang’, kemungkinan blog atau website Anda akan ditolak oleh pihak Adsense pun semakin rendah. Melalui halaman ini, maka secara tidak langsung pemilik akun website berusaha menjalin sebuah rasa kepercayaan di antara kedua belah pihak, terutama dengan pengunjung.

4. Halaman kontak

Selain bisa aja sih kamu selipkan bagaimana cara untuk mengkontak kamu via halaman "about us", kamu juga bisa menyiapkan satu halaman sendiri untuk hal ini. Adanya halaman kontak mempermudah pengunjung untuk menghubungi pemilik blog atau website. Halaman ini dapat berisi keterangan alamat email pemilik blog, akun sosial media yang digunakan, serta kontak informasi pribadi lainnya yang ingin diberitahukan oleh pemilik ke para pengunjung blognya. Hal ini akan memberikan kesan serius dari pemilik akun blog dalam hal memberikan konten yang mementingkan opini atau pendapat pengunjung. 

Alamat email yang diisi di dalam halaman kontak, harus sama dengan email yang didaftarkan ke pihak Adsense. Jika tidak sama, dikhawatirkan saat memberikan fee atau biaya dari iklan yang ditayangkan di dalam blog, akan mengalami kendala atau bahkan lebih buruknya langsung mengalami penolakan dari pihak Adsense. Karena, nantinya pihak Adsense akan meragukan orisinilitas dari kepemilikan resmi akun blog tersebut.

5. Optimalkan desain blog yang dimiliki

Halaman muka geretkoper.com yang udah ntah berapa kali diubah

Pemilihan desain template yang digunakan untuk halaman blog sangat mempengaruhi kinerja optimum dari blog. Selain mempengaruhi loading saat laman page akan dibuka oleh orang lain, template juga dapat menarik perhatian para pengunjung blog. Desain yang digunakan tidak perlu ribet atau terlalu ramai, sesuaikan dengan isi konten atau tema yang diangkat di dalam blog. 

Dengan begitu, nantinya para visitors atau pengunjung yang membaca isi konten tidak akan terganggu dengan tampilan desain template yang digunakan pada laman web Anda. Pastikan dalam template yang digunakan terdapat menu navigasi yang mudah ditemukan. Tampilan desain yang sederhana, namun tetap terlihat profesionalitasnya. 

Lalu musti mulai dari mana? dari membuat blog dulu yah pastinya, hahahahaha, biar lebih terkesan profesional lagi coba deh bikin personal domain juga, bisa kamu cek lebih lengkapnya di sini. Jika sudah siap, tinggal atur dan daftar AdSensenya, selaman mencoba dan semoga berhasil

Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Uhh gak kerasa udah tahun 2020 aja nih, kalo dinget-inget terakhir post artikel tuh tahun 2018 deh tapi tenang aja, mulai tahun ini bakalan lebih sering tayangin artikel baru, semoga masih ada yang mau baca yah. Di artikel ini, Aku mau bahas 5 destinasi domestik yang identik sama Pantai pasir putihnya nih, hayo di mana aja yaa, yuk disimak.

1. Pantai Lhok Mee – Kabupaten Aceh Besar, Aceh

Dengan jarak 2,5 jam penerbangan dari Jakarta ke Banda Aceh, destinasi ini bisa juga jadi salah satu pilihan untuk weekend getaway loh. Aceh menyuguhkan banyak pantai yang mempesona, salah satunya Pantai Lhok Mee. Jajaran pohon Geurumbang besar dan teduh di dalam air laut yang berwarna paduan hijau dan biru beserta akar-akar bakau yang menancap di atas pasir putih, pantai pasir putih yang luas dengan butiran halus, mungkin hanya bisa kamu lihat di sini. Selain mata yang dimanjakan dengan keindahan alam, kamu bisa berenang dan snorkeling juga. Jangan lupa bawa kamera atau kalo perlu action camera untuk merekam keindahan bawah airnya yah.



2. Pantai Pananjung – Pangandarn
Lanjut ke pantai kedua yang masih dengan pasir putih dan berbutir halus yang ternyata letaknya ga jauh dari Jakarta. Pantai ini termasuk pantai yang ga biasa arena dikelilingi cagar alam, yaitu Cagar Alam dan Taman Margasatwa Pananjung Pangandaran.
Di Pantai pananjung, selain kamu juga bisa berenang dan snorkeling seperti di Lhok Mee, kamu juga bisa berkemah sambil menikmati deburan ombaknya yang tenang dan menunggu matahari terbenam.
Pantai ini juga terhubung dengan pantai Pangandaran yang terkenal itu. Kamu bisa tingal jalan kaki susur pantai atau naik perahu.

3. Pantai Indrayanti (Pantai Pulang Sawal) –  Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Pantai ini kayaknya udah terkenal dari 6-7 tahun yang lalu karena keindahan pasir putihnya deh, bahkan saat ini semakin banyak penginapan yang dibangun di sekitaran Pantai Indrayanti ini. Masih inget banget panjangnnya jalanan berliku yang harus ditempuh kendaraan untuk mencapai ke Pantai ini. Tidak hanya tentang pantai pasir putih yang terhampar luas dan laut birunya, namun juga dikelilingi tebing tinggi yang semakin menambah indahnya. Menurutku ga terlalu disaranin banget sih berenang di Pantai ini, selain berkarang, ini juga termasuk kawasan pantai selatan yang terkenal ombaknya besar.

4. Pantai Kuta – Bali
Ok yang satu ini udah super mainstream dari jaman aku masih boca ingusan dan hingga saat ini masih aja jadi salah satu pantai yang wajib dikunjungi oleh turis aning atas lokal kalo datang ke Bali. Pantai Kuta pernah terkenal jadi salah satu pantai paling cantik, meskipun saat ini selalu disandingkan dengan siklus bencana sampah tahunan yang dibawa ombak ke pesisir pantai. Beruntung, warga lokal dan pemerintah setempat selalu siap siaga untuk membersihkan. Buat kalian yang datang ke sini juga ga boleh buang sampah semabarangan yaahh

5. Pantai Tanjung Aan – Lombok Tengah
Jika pantai pasir putih di Pantai Kuta di Bali terlalu ramai untuk kamu, coba meilipt ke pullu tetangga, tepatnya di Lombok Tengah ada Pantai yang juga terkenal dengan pasir putihnya, Pantai Tanjung Aan. Hamparan pasir putihnya masih terlihat sangat bersih karena memang tidak seterkenal Kuta (wait tapi rasanya sekarang udah banyak yang tau tentang pantai ini deh). Tekstur pasir putihnya unik – bulat layaknya merica. Gelombang lautnya sangat tenang, cocok banget untuk kamu yang gemar snorkeling atau ingin berenang dengan aman.


Yuk Rencanakan trip kamu dengan Pegipegi 
Kemanapun destinasi domestik pantai pasir putih yang akan kamu kunjungi, rencanakan bersama Pegipegi. Dapatkan bermacam promo menarik dan berhadiah voucher tiket pesawat online dengan syarat tertentu atau diskon tiket pesawat.

Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Older Posts

Pages

  • Home
  • About Me
  • Portfolio

HELLO

HELLO

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...
  • The Choc Pot, Sydney CBD
    Here we go again for another restaurant and cafe adventure in heart of Sydney. I can do cafe hopping most of the time back then in Jakarta ...
  • Kura-Kura Bus: A New Way to Travel in Bali
    My Turtle Bus - Kura-Kura Bus Two weeks ago, Sharon and I were travelling to Bali for around a week. Since we can't drive motorc...
  • Kenapa Pilih Tinggal 1 Tahun di Australia?
    Magical sunset dari Mrs. Macquaire Chair Percaya ga kalo saya bilang, Australia belum pernah masuk ke bucket list tempat yang mau sa...
  • [ Hotel Review ] Black Bird Hotel Bandung
    Being born and raised in Bandung (even if only for 7 years of my life), I’ve grown to call this city my home. But like many other people wh...
  • [ Hostel Review ] Back Home Hostel - Kuala Lumpur
    Budget pas-pasan gara-gara baru aja sebulan sebelumnya trip ke Hongkong tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap berangkat ke Kual...
  • [ Travel Habit ] : Food and Snack Hunting
    Saat melakukan perjalanan ke beberapa kota di luar kota asal atau ke negara lain selain mencoba makanan lokal, pernah ga kalian punya m...
  • [ Hotel Review ] Yats Colony - Yogyakarta
    Akhirnya setelah 2 tahun, saya kembali lagi berkunjung ke Yogyakarta atau kota yang biasa saya bilang sebagai kota sejuta gudeg. Kota...
  • Sydney Travel Guides [Part 1]
    As one of largest city in Australia, Sydney has become one of favorite city to visit for holiday. It's easy to use public transpo...

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2021 (1)
    • ▼  May (1)
      • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
  • ►  2020 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
  • ►  2016 (45)
    • ►  December (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (7)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (4)
    • ►  February (5)
    • ►  January (7)
  • ►  2015 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (7)
    • ►  August (9)
    • ►  July (6)
    • ►  June (5)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (7)
    • ►  August (6)
    • ►  July (8)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (17)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)

Search This Blog

Powered by Blogger.

Report Abuse

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...

footer social

Featured post

[ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo

Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...

Followers

Blog Hits

Indonesian Travel Blog

  • .: adie DOES :.
    Sendirian di Uchisar Castle
    5 years ago
  • awanderlustdiary.com
    Penitipan Koper di Amsterdam Centraal Station
    5 years ago
  • Backpackology
    Cerita-Cerita Horor dari Tallinn Estonia
    6 years ago
  • Because Normal People Will Like Traveling
  • Blog Terkini @ wisatakeren.com
    Blog: Road Trip Surabaya Bali Episode 2
    2 years ago
  • Catatan Perjalananku
    Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024 di Indonesia
    1 year ago
  • Chocky Sihombing
    Kalender dan Libur Nasional 2020
    5 years ago
  • D'Cat Queen
  • dananwahyu.com
    Hai Batam, Ramadan Sebentar Lagi Datang, Buka Puasa Dimana Ya
    3 months ago
  • Eat│Play│Repeat
    Bunc@Radius, Little India [CLOSED]
    11 years ago
  • helterskelter
    Home Credit: Solusi Kebutuhan Gadget bagi Content Creator (Plus Tips Editing Video)
    3 years ago
  • Jalan2Liburan
    Spring Trip to Tunisia, North Africa. Akhirnya Traveling ke Negara Baru Lagi!
    3 years ago
  • Jejak BOcahiLANG
    Candi-Candi Majapahit di Situs Trowulan
    9 years ago
  • Jejak Kaki
    Hari Ke 17 : Brussel – Amsterdam (Amsterdam Canal Tour)
    6 years ago
  • Littlenomadid -Indonesian Travel Blogger
    Getting to Togean Islands and Travel Information
    8 years ago
  • Males Mandi
    Cara Mudah Menjadi Reseller Domain dan Raup Keuntungan
    9 months ago
  • Mari Melantjong!
    Sometimes, Marriage Is Not Scary
    3 months ago
  • Mollyta Mochtar
    Keseruan di Genting SkyWorlds, Wahana Permainan Terpadu bagi Keluarga
    2 years ago
  • My Salad Days
    Reaching the Peak of Bali - Pura Ulun Danu Bratan
    10 years ago
  • My Time Capsule
    Myanmar: Chasing Sunrise In Bagan
    6 years ago
  • Noerazhka
    Jepara Marina Beach, Oase di Tepian Teluk Awur ..
    9 years ago
  • PAPER LINE
    Kilas Balik 2023 yang complicated
    6 months ago
  • Perjalanan Tak Berujung
    Lidah di GOYANG pak Asep Stroberi
    8 years ago
  • PLAY WITH ME
    Bunga Penutup Abad
    8 years ago
  • Sharon Travelogue
    Glamping di Richland Bali + Jalan-Jalan di Bedugul
    3 years ago
  • tesyasblog
    Liburan ke Busan: Haeundae Beach & Sky Capsule
    4 weeks ago
  • The TraveLearn
    Jalan-Jalan di Amerika Serikat:dari Florida yang Tropis hingga San Francisco yang Dinamis
    5 days ago
  • The Traveling Cows
    Itinerari 10 Hari Perjalanan ke Oman
    5 years ago
  • the-rubyslippers
    Kats in Korea
    11 years ago
  • Traveling Precils
    7 Tip Mengumpulkan Receh Untuk Resolusi Piknik
    8 years ago
  • TRIP TO TRIP
    Nyebur ke Sungai Nagatoro
    8 years ago
  • Usemayjourney
    Menikmati Perjalanan dan Usia yang Makin Bertambah
    7 years ago
  • Wonder Tripper
    Power Women in Travel: Interview with Deanna Ting
    7 years ago

Instagram Feed

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates