Sehari Belajar Sejarah Kereta Api Indonesia
Tahu kah kamu kalau nama "BEOS" pada stasiun Beos merupakan kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg yang ternyata merupakan nama perusahaan kereta api swasta periode Hindia-Belanda?
Tahu kah kamu jika tanggal 28 September diperingati sebagai hari Kereta Api ?
Tahu kah kamu jika tanggal 28 September diperingati sebagai hari Kereta Api ?
Saya termasuk orang-orang yang belum tahu dua hal tersebut sebelum saya mendatangi pameran kereta api yang diselenggarakan Perusahaan Kereta Api Indonesia dan Erasmus Huis minggu lalu. Pameran yang diselenggarakan dari tanggal 24 September hingga 20 Oktober lalu ini berjudul "The History of Indonesian Railways".
Spanduk acara di depan Erasmus Huis
Pintu masuk menuju ruang pameran
Sejarah Kereta Api Indonesia
Singkat kata, perkembangan kereta api di Indonesia sudah dimulai sejak penjajahan Belanda. Ketika itu Indonesia memiliki hasil perkebunan melimpah yang mau tidak mau menuntut pemerintahan Belanda kala itu membutuhkan sarana transportasi yang lebih efisien dan cepat. Sebelumnya pembangunan jaringan kereta api di Eropa sudah sukses menanggulangi masalah transportasi. Hal tersebut pula yang membuat Kolonel JHB Van Der Wijk mengusulkan untuk pembangunan jaringan kereta api di Indonesia.
foto-foto dewan pengurus kereta api swasta
Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij
ini dia 5 stasiun di Jakarta yang menjadi cagar budaya
Tidak hanya miniatur beberapa lokomotif tua yang pernah digunakan di Indonesia saja, ada juga diorama jembatan rel kereta api di Lembai Anai, Bukit Tinggi, Sumatera Barat dan miniatur Stasiun Kereta Ambarawa.
Selain replika ada juga foto-foto perkembangan kereta api di Indonesia dari masa ke masa, Foto gerbong kereta kelas 1 zaman belanda, Foto stasiun pertama di Samarang (Semarang), Foto Lawang Sewu pada saat masih dijadikan kantor pusat kereta api dan masih banyak foto hitam-putih menarik lainnya. Sumpah yah, mau berwarna atau hitam putih, foto lawang sewu selalu membuat saya *hmmm gimana yah* hihihihi.
Dipameran tersebut juga dipajang alat komunikasi yang digunakan pada zaman tersebut, seperti telegraf dan alat penangkap sinyal kereta. Seragam yang digunakan masinis dan staf kereta api pada zaman belanda juga ikut dipamerkan. Ada satu tempat yang paling sering dijadikan background foto oleh pengunjung, yaitu replika lokomotif uap TD 10 buatan tahun 1926 yang menghiasi ruang pameran lengkap dengan background yang membuat seolah-olah lokomotif tersebut baru saja keluar dari sebuah terowongan.
Eh iya, alat pencetak tiketnya juga menarik perhatian saya, apalagi begitu ngeh saat ini kita sudah tidak pakai tiket kertas karton tebal seukuran kartu domino itu lagi kan. Satu lagi informasi baru buat saya, ternyata Kota Cirebon pada zaman penjajahan belanda disebut Cheribon.
Ternyata belajar sejarah bisa menyenangkan juga yah.
Selain replika ada juga foto-foto perkembangan kereta api di Indonesia dari masa ke masa, Foto gerbong kereta kelas 1 zaman belanda, Foto stasiun pertama di Samarang (Semarang), Foto Lawang Sewu pada saat masih dijadikan kantor pusat kereta api dan masih banyak foto hitam-putih menarik lainnya. Sumpah yah, mau berwarna atau hitam putih, foto lawang sewu selalu membuat saya *hmmm gimana yah* hihihihi.
Begini nih tampilan gerbong kelas 1 jaman belanda
Lawang sewu
Perubahan logo PT KAI dari masa ke masa
Eh iya, alat pencetak tiketnya juga menarik perhatian saya, apalagi begitu ngeh saat ini kita sudah tidak pakai tiket kertas karton tebal seukuran kartu domino itu lagi kan. Satu lagi informasi baru buat saya, ternyata Kota Cirebon pada zaman penjajahan belanda disebut Cheribon.
Ternyata belajar sejarah bisa menyenangkan juga yah.
Miniatur lokomotif yang pernah digunakan di Indonesia dari jaman Hindia Belanda
Miniatur kepala lokomotif ini menjadi tempat
yang paling sering dijadikan background foto pengunjung
Diluar ruangan pameran juga dissediakan kereta mini
yang bisa dinaiki anak-anak untuk mengitari Erasmus Huis
*updated*
duh sampai kelupaan, kemarin habis mampir ke event ini, saya sempat makan siang di restoran yang memiliki interior dan eksterior menyerupai kereta api loh (tapi sayangnya sekarang lokasinya sudah pindah dan sudah tidak lagi berbentuk kereta api :(( ), but I will share those throwback photos
duh sampai kelupaan, kemarin habis mampir ke event ini, saya sempat makan siang di restoran yang memiliki interior dan eksterior menyerupai kereta api loh (tapi sayangnya sekarang lokasinya sudah pindah dan sudah tidak lagi berbentuk kereta api :(( ), but I will share those throwback photos
13 comments
Kepingin ke sana kaka....nyesel nggak nyempetin ke sana kaka...huhuhuhu *jedukin kepala ke tembok*
ReplyDeletehuhuh iyaa, sayang kmrn ga sempet yaah :((
Deleteseru banget padahal, liat-liat foto, banyak replika sama diorama juga
trus siangnya, gue makan siang di Lekko Grand Indonesia, restorannya kan replika gerbong kereta hihihi *menjiwai banget*
Andai museum Lawang Sewu dibuat sekeren itu yah...pasti banyak yang anggap Lawang Sewu sebagai wisata museum...bukan wisata horor >.<
DeleteIyah yaa, tp foto jaman dulu waktu hitam putih aja udah gimana gitu deh :((
DeleteWah.. Keren Euy!!
ReplyDeleteIyah seruu kakkk :3
DeleteSalah satu cara belajar sejarah yang gak membosankan... mungkin kalau ada waktu saya akan mampir kesana... :)
ReplyDeleteiyahh dengan dibuat menarik, anak-anak kecil jadi banyak yg datang dan mau ikut belajar loh pas kemarin saya kesana. Tapi pamerannya cuma sampe 20 Oktober kemarin aja
DeleteAkhhh, seru banget sih kak mei :)))
ReplyDeleteIyah ternyata dapat ilmu dan pengetahuan baru bisa dimana aja yah :) hihihihi
DeleteDulu sering banget lewat depan beos, macet nya kagak nahan tapi liat banguna tua nya bagus banget
ReplyDeletehahahha kalo macetnya sih , sampe sekarang masih terus macetttt om :P
DeletePamerannya keren...yang kayak gini harus sering2 dibikin, bikin tambah pinter ya mei :)
ReplyDeleteThank you for leaving a comment :)