• Home
    • About Me
    • Indonesia
    • Asia
      • Dubai
      • HongKong
      • Japan
      • Macau
      • Malaysia
      • Singapore
      • Thailand
      • Vietnam
    • AUS NZ
      • Australia
      • New Zealand
    • Portfolio

Geret Koper

Ringan geret koper, Berat kasih porter

Atmosfer liburan akhir tahun sudah semakin terasa, sudah pasti banyak orang yang memanfaatkan waktu liburan panjang mulai dari hari Natal hingga Tahun Baru untuk berlibur. Buat kalian yang memiliki rencana berkunjung ke Taipei, cek dulu beberapa hal berikut, yang mungkin saja dapat membantu kalian dalam mencari info tentang kota terbesar di Taiwan ini:

1. Mesin Kartu MRT

Coba deh cek kalimat di layar, hihihih pake bahasa Indonesia loh

Mesin ini bakalan jadi hal pertama yang akan dicari di Tayuan Airport apabila kamu memutuskan naik MRT untuk sampai ke pusat kota. Mesin ini biasanya terletak tidak jauh dari pintu otomatis untuk masuk ke stasiun MRT. Ada dua jenis transaksi yang bisa kamu lakukan di mesin tersebut, yaitu mencetak kartu baru dan melakukan top-up saldo. Wait, ini Taipei kan ya? Lalu, gimana kalo pilihan dan instruksi di mesinnya berbahasa Mandarin dan penuh dengan tulisan-tulisan Hanzi (karakter bahasa Mandarin)?

Eitss, jangan keburu panik ya! Ternyata, selain ada panduan dalam bahasa inggris, di setiap mesin ini juga ada pilihan bahasa Indonesia. Yup, you read it right, BAHASA INDONESIA. Saya dan kak Dita sempat terkejut dan cekikikan sendiri karena ternyata kami tidak perlu repot-repot minta bantuan staf untuk mencetakkan kartu baru untuk kami.

Perlu diketahui, untuk mencetak kartu baru mesin tidak memberikan uang kembalian. Jadi, untuk transaksi cetak kartu dengan minimal 500 Dollar Taiwan sebisa mungkin menggunakan uang pas yah. Atau, kamu bisa ke mesin penukaran uang kecil dulu sebelum melakukan transaksi.

2. Mini Market Vs Kantong Plastik

Sama seperti supermarket di Hobart, Australia, sebagian besar supermarket dan mini market di Taipei, pengunjung diharuskan membayar jika ingin menggunakan kantong plastik. So, what is the best thing to do? Bawa kantong belanjaan sendiri atau beli kantong lipat serbaguna!

3. Jam Operasional Toko dan Pusat Perbelanjaan

Salah satu sudut di Shilin Night Market

Buat kamu yang punya jadwal belanja dalam itinerary selamat di Taipei, jangan lupa untuk cek jam buka tokonya yah. Kenapa? Karena beberapa pusat perbelanjaan dan toko-toko baru buka di siang hari atau sekitar jam 12 siang. Maakkkkk, ini gimana ceritanya? Hahahahahha jadi kalo memang mau wisata belanja, at least you can loosen your time a bit for resting at the hostel/hotel before shopping till drop.

Beberapa restoran juga banyak yang baru buka mulai pukul 12 siang atau bahkan di sore hari. Ga heran deh, waktu saya ke daerah Ximending sekitar jam 11 siang, daerahnya masih tampak sepi dan hanya beberapa convenience store dan restoran yang menyediakan menu sarapan aja yang sudah buka. Waduh!

4. Visa Taiwan

Buat Warga Negara Indonesia (WNI), jika ingin berkunjung ke Taiwan masih diharuskan untuk mengajukan visa kunjungan terlebih dahulu. Beruntung, untuk WNI yang punya visa Australia, Ameria, Schengen, Kanada, Jepang atau New Zealand yang masih berlaku dapat mengajukan visa secara online via website National Immigration Agency, ROC(Taiwan) secara gratis. Nanti aku buat postingan terpisah terkait ini yah.

5. Sewa Sepeda Online

Mamas ini sewa sepeda di Obike

Di Taipei juga sudah ada jasa penyewaan sepeda online yang memudahkan turis, loh! Coba deh kamu cek website Obike, Ubike dan Youbike. Kalian hanya perlu mendaftar, memilih periode lama rental dan membayar via official website mereka. Tempat pengambilan sepedanya sendiri, biasanya banyak dijumpai di dekat stasiun MRT.

Sebagai referensi, harga penyewaan sepedanya saat ini sekitar 5 dollar Taiwan untuk 30 menit di 4 jam pertama. Lebih dari 4 jam akan dikenakan tarif 10 dollar Taiwan per 30 menit dan jika lebih dari 8 jam akan dikenakan tarif 20 dollar Taiwan per 30 menit.

6. Mobil/Truk Sampah

Di beberapa negara lain, biasanya kamu menemukan mobil yang berjualan es krim yang menyetel musik seru dan khas untuk menarik anak-anak kecil untuk membeli es krim. Namun, lain halnya dengan yang di Taipei. Di sini, mobil yang menyetel suara atau musik dari mobil ternyata malah mobil sampah loh! Saya sempat 2 kali celingukan mencari sumber suara tersebut dan akhirnya malah bingung begitu tahu suara tersebut ternyata berasal dari truk sampah. hehehhehehe

7. Musim Diskon Belanja

Siap-siap jaga dompet ya kalo lagi musim diskon, terutama di daerah Ximending

Buat yang suka belanja, musti dicatet nih, musim diskon belanja di Taipei adalah  di sekitar bulan April - Mei dan September - November. Jangan lupa di bold, underline, dan italic ya! Nah buat yang mau coba hunting tiketnya dari sekarang, cobain fitur Price Alerts di aplikasi Traveloka saja.

Based on my experience, kita bisa tentukan bujet tiket ke tujuan misalnya Taipei, lalu tunggu dapat notifikasi di layar handphone atau email untuk tahu harga tiket ke Taipei sedang di atas bujet, di bawah bujet, atau pas dengan bujet kita. Pas sudah cocok dengan harganya, langsung booking. Jadi, ga repot kan? Kalian bisa cek info lebih lengkapnya di sini.

Untuk fitur Price Alerts, settingnya semudah ini loh, tinggal pilih kota asal dan tujuan, tanggal yang diinginkan dan bujet yang dimiliki

Nah, itu 7 hal yang perlu kalian tahu sebelum menjelajah di Taipei. Namun, selain itu ada beberapa informasi yang bisa kamu jadikan sebagai persiapan pergi ke Taipei. Beriktu di antaranya:


  • Untuk cek jadwal kereta, bisa install aplikasi Friendly Metro Taipei di smartphone kamu.    
  • Colokan listrik yang digunakan di Taipei/Taiwan adalah Tipe soket A, atau sama seperti Amerika dan Kanada.
  • Mata uang yang digunakan di Taiwan adalah Taiwan Dollar atau yang biasa disingkat NTD.
  • Dari bandara, ada 2 pilihan kereta dari bandara untuk menuju Taipei Main Station, yaitu MRT dan High Speed Train. Saran saya sih, lebih baik kalian memilih MRT karena stasiunnya langsung terhubung dengan airport, sedangkan High Speed Train harus terlebih dahulu menggunakan bus untuk mencapai stasiunnya. 
  • Taipei secara khusus atau Taiwan secara umum, merupakan daerah yang setiap tahunnya sering diterjang angin Taifun. Sebagai informasi, siklus tinggi untuk Taifun berada di sekitar bulan Juli - September. Jadi, sebaiknya kalian menghindari bulan-bulan tersebut saat akan berkunjung ke Taipei atau minimal cek weather forecastnya terlebih dahulu.
  • Kalau kamu tidak membeli sim card local  atau tida menyewa pocket WiFi sebenarnya tidak perlu khawatir, karena tempat-tempat umum seperti stasiun MRT, convenience store, dan bus dengan logo tertentu menyediakan WiFi secara gratis.

Well, sudah siap ke Taipei untuk liburan akhir tahun yang seru?




Share
Tweet
Pin
Share
17 comments
Sebelumnya saya pernah pergi ke Hong Kong di tahun 2013, yes sudah 4 tahun yang lalu. Hotel-hotel yang ada di daftar berikut ini sebenarnya belum pernah ada yang saya datangi tapi berhubung saat ini sedang sibuk mencari beberapa penginapan di Hong Kong dan ternyata saya menemukan beberapa hotel seru untuk menginap selama perjalanan ke Hong Kong, lalu kenapa tidak sekalian saja di-share ke teman-teman semua? ya kan? siapa tahu bisa jadi inspirasi tempat menginap saat berkunjung ke Hong Kong di liburan berikutnya.

1. Hotel Hart




Sebenarnya tertulis H:ART di websitenya dan saya juga menemukan hotel ini secara tidak sengaja loh. Hotel ini saat belum pernah masuk nih ke daftar "cool/artsy/instagramable hotel" di pencarian google, makanya pas saya main ke websitenya agak terkejut dan langsung jatuh cinta banget sama foto-foto kamarnya. Konsep hotelnya Stylish yet affordable, setiap kamarnya didesain dengan tema Industrial chic dan kamar mandinya tembus pandang *uhuk*. Lokasi hotel ini juga bisa jadi pertimbangan banget, karena terletak di tengah kota dan strategis untuk turis yaitu di Tsim Sha Tsui. Perjalanan menggunakan MTR juga tidak sulit karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari stasiun MTR Tsim Sha Tsui East. Saran saya, jika kalian menggunakan MTR ke hotel turun di stasiun Tsim Sha Tsui East dan keluar di exit N1 dekat Chelsea Hotel dan tinggal jalan menuju Hart Ave.





sumber gambar-gambar di atas 

2. Ovolo Hotel


Family & Friends Room - Ovolo Southside

Nama hotel ini sudah lebih dulu saya kenal dari beberapa hotel dengan brand yang sama di Australia. Di Sydney ada 2 hotel dari management yang sama dengan konsep unik dan style yang berbeda di tiap propertinya. Hal ini juga diterapkan di hotel-hotel Ovolo di Hong Kong. Ga tanggung-tanggung, Ovolo memiliki 5 properti di Hong Kong yang masing-masing memiliki nama sesuai dengan area tempat hotel tersebut berada. Ovolo Central, Ovolo Aberdeen Harbour, Ovolo Sheung Wan, Ovolo Noho dan Ovolo South Side. 


Super Shiny Room - Ovolo Central





Superior Twin - Ovolo Aberdeen Harbour

Setelah saya cek ke semua website Ovolo di Hong Kong, sepertinya harga kamar paling murah ada di Ovolo Aberdeen Harbour diikuti Ovolo South Side. Mungkin letak kedua properti tersebut bisa dibilang lumayan jauh dari pusat kota, terletak di bagian bawah Hongkong Island dan memang lebih cocok untuk tamu yang memilih daerah lebih sepi. Ovolo Sheung Wan memiliki kamar serupa apartment yang lengkap dengan kitchenette dan microwave. Oh iya, untuk kamar dengan ukuran lebih besar juga adanya di Ovolo South Side, selain ada tipe Long Loft ada juga tipe kamar Family & friends yang memiliki 2 queen bed dan cocok untuk 4 orang.

sumber gambar-gambar di atas

3. Hotel Stage


sumber : Stage Hotel

Kalo hotel yang satu ini letaknya ada Kowloon, satu pulau dengan Tsim Sha Tsui, jaraknya juga tidak terlalu jauh dari areal itu. Untuk MTR terdekatnya bisa turun di Jordan station keluar di exit E (Nathan Road) dan berjalan ke arah utara atau ke arah Ya Mau Tei MTR station. Patokan utamanya adalah Starbucks yang ada di Nathan Road hotel ini hanya beberapa bangunan saja di belakang coffeeshop tersebut.


Pilihan kamarnya mulai dari Superior, Deluxe hingga Suite room dengan desain kamar yang didominasi dengan warna putih dan abu-abu bukan anak SMA tapi. Lokasinya juga strategis dan berekatan dengan beberapa rumah makan, night market hingga Wing On department store. Untuk range harga kamarnya dimulai dari 1200HKD.

4. Hotel Tuve


sumber Tuve Hotel Instagram

Nah kalo stylish hotel yang satu ini letaknya di Hongkong Island, satu pulau dengan Causeway bay. Berada di antara Fortress Hill MTR dan Tin Hau MTR tapi saran saya sih mending naik bis A1 atau naik tram aja kalo mau ke sini. Karena ga sampe 50 meter dari hotel ada tram stop di Wing Hing street.


Tiap-tiap kamar bertema minimalis or I would say industrial minimalist, Kenapa? karena beberapa sudut kamar memang terlihat kesan industrialnya seperti concrete wall yang dibiarkan apa adanya dan beberapa furniture yang sengaja dibuat terlihat rusty. Tempat jalan-jalan seru yang walkable dari hotel diantaranya Victoria Park, Noon Day Gun, IKEA dan Times Square di Causeway bay.

Sementara baru 4 dulu nih rekomendasi hotelnya, mana yang jadi favorit kamu? well atau dari kalian ada yang mau kasih masukan? Boleh banget loh, nanti saya tambahin ke artikelnya deh :) 
Share
Tweet
Pin
Share
14 comments

Semenjak bulan lalu ada demam yang kembali mewabah, namanya demam Minion. Semua ini gara-gara minion! Iya gara-gara si karakter kecil warna kuning yang sering ngomong "BELLO" atau "PAPOY" dari film Despicable Me. Ini bukan kalo pertama demamnya mewabah loh, sebelumnya saat film Despicable Me 1, Despicable Me 2 dan Minion the movie anak buah Gru ini berhasil memikat para pecinta film di seluruh dunia. Kayaknya cuma Minion juga yang berhasil membuat menu Happy Meal McDonalds di Indonesia lariiiiiis manissss, hahahaha.

Nah gara-gara demam ini juga, Universal Studio Singapore membuat satu event khusus bertajuk Despicable Me Break Out Party di mana si tokoh-tokoh kuning ini menjadi bintang utama selama satu bulan dari 15 Juni 2017 hingga 20 Agustus Mendatang.




It feels like everything turns into Minion. Dari gerbang masuk Universal Studios yang ada gantungan minion gede dan balon kuning hitam, jalanan di main street USA yang dipenuhi cardboard tokoh-tokoh film Despicable Me, booth mainan bertema minion ala-ala pasar malam, hingga satu panggung khusus yang memang diisi sama semua pertunjukan si Minion. 


Satu toko merchandise bernama Minion Mart di Main Street Area yang hanya menjual produk-produk minion juga jadi ramaaaaii berjejal pengunjung. Barang-barang lucu serba minion dari Popcorn Bucket, Minion Tumbler, Plushie, Baju-baju dengan gambar minion, hingga payung yang berubah menjadi warna kuning ketika basah dijual di sini. Gemes mau beli semua rasanya kan?

Ini jadi kunjungan kali ke dua saya ke USS setelah sebelumnya main ke sini di pertengahan tahun 2012 yang lalu. Dari kunjungan terakhir tersebut ternyata ada beberapa wahana baru di taman bermain ini. Seperti Puss in Boots Giant Journey dan Sesame street spaghetti space chase, dua-duanya merupakan wahana rollercoaster kecil dengan carriage yang bisa dimasuki hingga 4 orang yang juga sama-sama memiliki rel di atas carriage nya tapi bedanya Sesame Street wahananya Indoor dan penuh efek lampu seru plus ada narasi cerita kayak wahananya Madagascar.







Di jam-jam tertentu akan ada pertunjukan Minion seru di panggung yang sudah disiapkan di areal Main Street USA, beruntung saat baru masuk gerbang saya mengambil selebaran yang berisi jadwal-jadwal khusus Minion ini. Ada kuis buat para pengunjung sampai dance show bareng Gru dan The Minions!

Jujur Theme Park alias Taman bermain ini menjadi salah satu "heaven on earth" buat saya yang juga penggemar wahana-wahana ekstrim kayak roller coaster. Jadi segala macam wahana rller coaster di USS ini yang jadi incaran utama saya, mulai dari Battlestar Galactica (Human) *uhuk* tapi melihat panas yang cukup terik cuma berani naik Human aja, Cyclonnya nanti nanti yahh (ALASAN!!), roller coaster indoor the Mummy hingga wahana Transformer jadi favorit saya di tempat ini.

Saya juga punya TIPS nih buat kalian yang mau main di Universal Studios Singapore:

1. Datanglah lebih awal agar bisa masuk begitu gerbang depan baru dibuka untuk menghindari USS sudah keburu penuh orang.
2. Tandai wahana-wahana "favorit" yang memang jadi incaranmu dari awal, begitu gerbang buka segera menuju ke tempat tersebut supaya antrian belum panjang.
3. Jangan lupa bawa botol minum karena kalian bisa isi ulang botol minum kalian di water tap yang banyak tersedia di USS.
4. Untuk beberapa wahana ekstrim yang mengharuskan kalian menyimpang barang-barang di loker, jangan lupa untuk kalkulasi waktu yang dibutuhkan untuk mengantri. Di satu jam pertama loker akan gratis namun persiapkan uang 2 atau 5 dollar di kantong just in case waktu antrian kamu lebih dari 1 jam.
5. Saat panas lagi terik-teriknya di USS, bermainlah di wahana indoor, keluar masuk toko souvenir atau ngadem di restoran juga jadi pilihan yang menarik. 
6. Jangan lupa pakai sunblock dan bawa kaca mata hitam (jika diperlukan).
7. Ga suka ngantri? Waktu main kamu ga bisa seharian? tenangg kamu bisa beli Fast Pass yang berfungsi untuk cut line antrian sehingga kamu bakalan lebih dulu naik ke wahananya. Fast Pass ini "tiket" terpisah dari tiket utama kamu.
8. HAVE FUN AND LET'S FORGET FOR YOUR JOB AND ASSIGNMENT FOR A WHILE.




Baca juga artikel tentang Despicable Me Break Out Party di Blognya Dita








Share
Tweet
Pin
Share
14 comments

Jika sebelumnya mungkin kita pernah mendengar kampung tridi atau kampung warna-warni di Jodipan, ternyata masih di pulau Jawa namun sedikit bergerek ke barat kita juga disuguhk perkampungan warna-warni ini lagi. Bernama Kampung Pelangi, bangunan warna-warni yang terletak tidak terlalu jauh dari objek wisata Lawang Sewu ini ternyata berhasil menyulap perkampungan kumuh menjadi objek wisata dan sempat viral di social media loh. 

 Hello selamat datang di Kampung Pelangi

Saya sendiri berkunjung ke tempat ini sekitar akhir bulan Juni, jujur waktu itu saya belum dengar perihal keberadaan perkampungan ini dan memilih Semarang sebagai destinasi liburan lebih ke pemikiran saya yang "ih udah lama ya ga ke Semarang". Saya kemudian memutuskan untuk membeli tiket kereta menuju Tawang dan voila jadi juga jalan-jalan akhir pekan di Semarang. Terakhir ke Semarang sepertinya sekitar 7 tahunan lalu dan itupun hanya mampir seharian tanpa menginap sama sekali. Ketika itu hanya berkunjung ke rumah teman dan menghabiskan sore hari di rumah makan yang juga memiliki tempat pemancingan yaitu kampung laut.

Beruntung kali ini saya ditemani seorang teman yang memang tinggal di Semarang dan seorang teman yang memang janjian untuk berakhir pekan di Kota Lumpia ini. Buat yang tidak menyewa kendaraan seperti saya, pergi ke Kampung Pelangi ini juga terbilang mudah loh hanya dengan mencari taksi di pinggir jalan atau memesan taksi online juga bisa jadi pilihan. Saya sendiri sih lebih memilih taksi online sehingga saya bisa tau ongkos yang memang harus saya keluarkan untuk menuju ke tempat tersebut sedari awal.

Dinding satu rumah memiliki lebih dari 3 warna sekaligus

Kami diturunkan di sebrang lokasi, perkampungan ini memiliki lokasi persis di belakang jejeran penjual rangkaian bunga di jalan Dr. Sutomo IV. Berbeda dengan Jodipan dimana perkampungannya berada di sebuah lembah atau dataran yang lebih rendah, Kampung Pelangi Semarang ini berada di dataran yang lebih tinggi atau semacam bukit. Jalanan masuk ke kawasan ini juga 4 pintu berbeda yang masing-masing memiliki jembatan untuk menghubungkan jalan raya dengan daerah perkampungan.

Lihat kubah mesjid yang ikutan warna-warni juga? 

Kota Pelangi di tengah-tengah kota Semarang 

Yang menarik, setiap jalanan menanjak yang ada dari 4 jalur berbeda ini memiliki material jalanan yang berbeda. Satu jalur merupakan jalanan aspal mulus hingga ke pemukiman atas, satu jalur lain dengan alas konblok persegi panjang di sepanjang jalurnya, satu jalur memiliki jalanan bertangga untuk orang dan jalanan konblok yang dapat dilalui sepeda atau motor serta konblok berbentuk segi enam dan satu jalur lagi yang beralaskan "batu-batu" persegi yang disusun dan diberi semen di sekitarnya. Untuk melihat perbedaan keempat permukaan jalanan ini bisa dilihat di video di akhir artikel ini.

 Ini si jalanan tangga plus jalur motor yang saya ceritakan

Kalo di Jodipan terdapat beberapa mural yang sifatnya tiga dimensi, di sini seperti saya sempat menemukan hal yang serupa namun masih terhitung jari. Sisanya adalah gambar-gambar karya seniman dadakan dari kampung mereka. Tidak hanya tokoh-tokoh terkenal seperti Sponge bob, Shinchan dan Angry birds, tapi ada juga tokoh lokal seperti beberapa tokoh pewayangan.





Mesjid yang berada di perkampungan tersebutpun tidak ikut ketinggalan ambil andil dalam pengubahan citra perkampungan kumuh menjadi perkampungan wisata ini loh, setidaknya ada 2 tempat ibadah yang saya temukan di daerah ini, yang satu merupakan mushola yang dinding-dinding luarnya dicat warna warni dan satu lagi sebuah mesjid yang kubahnya juga ikut bersolek dengan cat warna-warni.

 di tahun 2017, say amasih nemuin wartel alias warung telekomunikasi, ihh wawww

Mas Tegaaaaa....

Berubahnya perkampungan ini menjadi Kampung Pelangi, sedikit banyak membantu perekonomian warga. Tidak sedikit dari beberapa warga yang kemudian membuka warung kecil-kecilan untuk berjualan makanan, minuman hingga kerajinan tangan atau cendera mata. Salah satu penjaja minuman dingin yang saya temui berujar, "Ini sih baru mulai awal tahun ini aja mba (adanya kampung pelangi) dan alhamdulillah semakin ke sini semakin ramai jadi pemasukan juga bertambah". Ibu ini juga menjelaskan beberapa program yang sengaja dibuat oleh ketua masyarakat sekitar bahwa saat itu sedang ada lomba mempercantik tong penampung air yang hampir dimiliki setiap rumah di sana. "Ada lombanya warna-warniin tong air, itu ada mading" lanjut si Ibu. Weehhh kalo dipikir-pikir udah lama juga saya ga melihat "mading" warga yang isinya info-info tentang penduduk setempat, seru banget ya. 

Menurut si Ibu itu juga, kali yang ada di depan jalur masuk perkampungan akan diperlebar dan dipercantik. Jadi ga sabar buat lihat perubahan lain lagi yang ada di Kampung Pelangi ini 6 bulan ke depan. Kalian ada yang sudah mampir ke sini juga?


Share
Tweet
Pin
Share
22 comments
Wajah Cantik Dinding Bogota

Saya masih terkapar kelelahan akibat perjalanan selama 9 jam untuk sampai ibu kota Kolombia, Bogota. Saat itu pukul 8 pagi dan host couchsurfing mempersilakan saya untuk beristirahat sebelum ia berangkat kerja. 

Kedatangan saya ke Bogota demi bertemu teman lama yang hampir tiga tahun tak bersua. Kebetulan ia baru akan sampai sehari setelah kedatangan saya. Oleh karena itu, hari pertama ini saya bebas berjalan-jalan sendirian. Tipikal orang yang tak punya rencana perjalanan saya pun bingung bagaimana caranya menghabiskan waktu di kota terbesar kedua di Amerika Selatan tersebut.

Seorang teman membisikan ide untuk mengikuti free walking tour di daerah Candileria. Berbekal informasi google, salaha satu tema walking tour yang ada adalah melihat-lihat grafitti dan mural. Waktu menunjukan pukul 11, saya pun langsung menghubungi Bogota Grafitti Tour yang memiliki jadwal tour pukul 2 siang.


Saya buta soal mural dan grafitti. Lebih tepatnya saya acuh akan karya seni yang satu ini. Namun, persepsi tersebut berubah ketika tour baru berjalan 30 menit. Saya jatuh cinta dan menikmati apa yang dirasakan oleh indera penglihatan ini.

Dipandu oleh Jay, kami berkeliling area Candileria yang penuh oleh kreasi tangan-tangan artis Kolombia maupun dari negara lain. Jay bilang setidaknya artis dari Australia, Amerika Serikat, Ekuador, dan beberapa negara lain yang saya lupa namanya gemar datang ke Bogota untuk berkreasi.

Cantik. Satu kata yang merepresentasikan karya seni tersebut. Tabrak warna antara cat dan tembok bangunan sangat memanjakan mata.



Umumnya karya seni yang ada sepanjang Candeleria mengangkat tema terkait masyarakat pribumi benua Amerika, khususnya Kolombia. Jay bilang tema di wilayah tersebut jauh dari politik. Maklum, memang wilayah ini sangat tourist friendly jadi sebisa mungkin tidak mengangkat isu sensitif.

Kemudian kami melangkah ke Calle 26. Di sinilah tema "berat" berada. Artis yang ingin mengeluarkan uneg-unegnya tentang kondisi sosial dan politik bebas berekspresi. Umumnya mereka menyindir soal cara pemilu yang tidak memihak rakyat pedesaan, atau soal bisnis pariwisata yang merupakan bentuk lain dari perbudakan. Ada juga yang menganggap kopi yang menjadi komoditas andalan Kolombia tidak memberikan manfaat banyak bagi para petani. 



Tour berakhir pukul 4.30 sore. walaupun pakai embel-embel "free walking tour", namun sejak awal Jay sudah menekankan kalau peserta yang lalu biasanya memberikan donasi sebesar 20-30 peso Kolombia atau sekitar 100-150 ribu rupiah. Saya tidak pernah merasa sepuas itu menghabiskan uang untuk sebuah tour. 

Jadi kalau berniat mengenal Bogota lebih jauh saya sih merekomendasikan untuk ikut grafitti dan mural tour ini.

Tulisan ini merupakan guest post dari Efi Yanuar, thank you udah meramaikan geretkoper :3













Baca keseruan perjalanan Efi di Kolombia di Blognya raunround.wordpress.com jangan lupa follow IGnya juga yaa @efi.yanuar 


Share
Tweet
Pin
Share
24 comments

Saat berkunjung ke Semarang, menginap di Ibis Hotel budget bisa dijadikan salah satu pilihan. Highlight utama dari hotel ini, I might say location!

Berlokasi di jalan Kapten Tendean, you won't miss this PURPLE building for a far. Hotel yang masih berada di bawah naungan Accor group ini memiliki beberapa lokasi di Indonesia, selain di Semarang ibis budget juga hadir di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Rooms

Hotel Ibis Budget di Semarang ini memiliki tiga jenis kamar yang berbeda dengan luas kamar yang sama, kamar standar dengan 1 double bed, kamar standard dengan 2 single beds dan kamar standard dengan 1 double bed plus 1 bunk bed. Yes you hear me right, bunk bed! dan dengan adanya bunk bed itu okupansi kamarnya jadi bisa maksimal bertiga yeah!! Fasilitas di tiap-tiap kamar juga sama seperti 24" LCD TV dengan tv kabel, free WiFi, standing shower, separated toilet, mineral water dan fresh towel. 



Breakfast

Tempat sarapan ada di lantai dasar satu lantai dengan lobby hotel. Sarapan di Ibis Budget ini disediakan dari jam 6 hingga jam 10 pagi. Beberapa pilihan makanan juga bisa dipilih tamu, seperti buffet yang biasanya terdiri dari nasi, lauk utama dan sayuran. Ada juga pojok roti yang menyiapkan roti tawar, toaster dan beberapa jenis selai. Sarapan juga lengkap dengan buah-buahan potong segar dan minuman seperti teh dan kopi.


Things To Do

Dari hotel ini ada beberapa tempat wisata dan tempat makan seru yang dibisa dikunjungi hanya dengan berjalan kaki, misalnya seperti Kedai es krim Zangrandi yang terletak tidak jauh di belakang hotel, belanja wifecake yang lagi heboh banget di Instagram yang terletak bersebrangan dengan hotel, mengunjungi Lawang Sewu hingga ke Kampung Pelangi yang lagi terkenal banget.

One more thing, saat ini kan udah jamannya ojek dan taxi online, nah kebetulan salah satu taxi online ada yang "berkantor" di gedung hotel ibis ini, jadi untuk pemesanan juga jauh lebih mudah karena biasanya ada beberapa driver yang kebetulan berlokasi di tempat tersebut. Jadi buat yang jalan-jalan dan tidak menyewa mobil juga ga perlu kebingungan untuk pergi ke sana sini deh.

*sebagian gambar bersumber dari www.ibis.com

Share
Tweet
Pin
Share
11 comments
Di beberapa social media pribadi saya, jika beberapa dari kalian ada yang follow social media saya, mungkin pernah beberapa kali saya share tentang bagaimana saya bahagia dan amat terbantu dengan transportasi di Sydney yang sungguh reliable. Well, gimana engga? jadwal bisa dicek di apps, tujuan tiap bus titik berhenti bisa dicek di apps, historikal penggunaan kartu opal bisa dicek, dan yang paling terpenting dari itu semua sebenarnya adalah jangkauan dari transportasinya. Sebagian besar objek wisata di Sydney dan sekitar dapat dijangkau dengan menggunakan transportasi umum, mulai dari bis, kapal feri, tram, hingga kereta. Sebagai salah satu yang beruntung bisa merasakan tinggal di daerah ini selama setahun, hal tersebut tentunya banyak membantu saya mengunjungi tempat-tempat seru.

Selain ke objek-objek wisata utama Sydney, tempat lain yang juga ga kalah menarik untuk dikunjungi adalah mercusuar atau lighthouse yang cukup banyak tersebar di negara bagian New South Wales terutama di sekitar Sydney. Berikut ini beberapa mercusuar/ lighthouse yang bisa kalian kunjungi saat berkunjung ke Sydney, Australia.

1. Hornby Lighthouse
Hornby Lighthouse

Mercusuar Hornby ini sebenarnya adalah mercusuar pertama yang saya ingin kunjungi dari daftar mercusuar lain yang saya miliki. Kenapa? karena warna mercusuar ini beda dibandingkan dengan yang lain. Umumnya lighthouse yang saya ketahui berwarna putih, misalnya seperti mercusuar di Pulau Lengkuas, Belitung. Namun Hornby ini beda, warnanya merah dan putih dan percaya apa engga waktu pertama kali saya lihat mercusuar ini mengingatkan saya dengan tenda sirkus.

Meskipun ini merupakan mercusuar pertama yang sedari awal ingin saya kunjungi di Sydney, kenyataannya saya malah baru ke sini di bulan ke tujuh saya tinggal di Sydney. Padahal untuk menuju ke tempat ini tidak sulit bahkan ada dua jenis transportasi umum yaitu kapal feri dan bis yang bisa mengantar kalian ke lokasi terdekat dan kemudian disambung dengan trekking ke puncak. Kalo dibandingkan dengan mercusuar yang lain, Hornby lighthouse ini jauh lebih pendek yang ternyata memang sengaja dibuat seperti itu karena letak si mercusuar yang sudah tinggi di atas bukit. Hornby lighthouse ini terletak di Watsons Bay dan masih di dalam area Sydney Harbour National Park.

2. Barrenjoey Lighthouse

Sama seperti Hornby, tinggi mercusuar Barrenjoey juga tidak seperti mercusuar kebanyakan. Lagi-lagi karena letak si mercusuar ini yang sudah di atas bukit, bahkan sepertinya bukitnya lebih tinggi dari tempat mercusuar Hornby berada. Perjalanan menuju Palm Beach, tempat di mana mercusuar ini berada juga lumayan jauh dan harus saya tempuh kurang lebih 2 jam setengah dari Sydney CBD dengan menggunakan bis. 2 jam perjalanan tersebut murni karena jaraknya yang jauh bukan karena macet di jalan loh, kebayang capenya deh melihat supir bis yang ga kunjung berhenti, hahahaha. 

Trekking menuju Barrenjoey lighthouse menurut saya juga termasuk menantang karena di beberapa titik akan ada path dengan sudut kemiringan hingga 50 derajat. Menyerah di tengah jalan? please jangan karena trust me semua perjuangannya akan terbayar begitu kalian sampai di atas dan melihat keindahan dari atas Barrenjoey Head. Bahkan menurut informasi ada salah satu sudut Barrenjoey head yang biasa digunakan pengunjung untuk melihat paus saat masanya migrasi *kayaknya pas musim dingin deh*. Ah iya, ternyata bangunan mercusuar yang ada saat ini sudah "dipindahkan" beberapa meter dari letak awalnya.


3. Kiama Lighthouse

Mercusuar yang satu ini terletak di sebelah selatan Sydney dan dapat ditempuh dengan kereta ekspres ke Kiama sekitar 3 jam dari Central station. Objek wisata utama di Kiama sebenarnya bukan mercusuar ini, melainkan Kiama Blow hole yang ada lebih ujung dari letak mercusuarnya, but you surely won't miss this building. 

Nah mercusuar yang ini baru nih warnanya putih seperti mercusuar kebanyakan, beberapa mercusuar ada jam buka untuk guided tournya tapi kurang ngeh sama yang satu ini sih mungkin karena kemarin mampir ke Kiama emang bukan ke sini tujuan utamanya. Would you believe me jika waktu itu kami menempuh jarak ratusan kilometer ke Kiama untuk beli Pizza, duduk di rerumputan sambil makan pizzanya lalu menuju Kiama Blow hole buat foto-foto dan langsung bergegas kembali ke stasiun untuk mengejar kereta ke Sydney supaya ga kemaleman?. ahhahah this is how I spent my random free day in Sydney with fellow Sydneysiders.


4. Macquaire Lighthouse
 Bangunan bawah mercusuar berbentuk persegi panjang

Satu lagi mercusuar yang lokasinya ternyata ga terlalu jauh dari Hornby lighthouse cuma sekitar 3 kilometer. Terletak di Vaucluse, mercusuar ini menjadi mercusuar pertama yang saya kunjungi dengan hanya menggunakan bis dan jarak dari halte bis ke mercusuarnya deket banget, ga pake jalan jauh dan cape. Lokasinya juga berada di kawasan elite Vaucluse, hanya tinggal menyebrang jalan aja udah sampe ke rumah warga. Ada yang menarik nih sama bangunannya Macquaire Lighthouse, di saat beberapa mercusuar lain bentuk bangunannya tinggi seperti tabung hingga ke bawah, Macquaire Lighthouse memiliki lantai dasar yang berbentuk persegi panjang seperti rumah namun tetap memiliki menara.

Jika dilihat dari kejauhan, tetap tampak seperti bangunan mercusuar lain

Ada yang berbeda dari beberapa tempat mercusuar lain, sedikit ke arah utara dari mercusuar ini kalian bisa menemukan tebing yang dikelilingi oleh pagar pembatas. Di sekitaran pagar pembatas banyak ditempel plat bertuliskan nomor lifeline hingga tulisan kutipan kalimat inspirasi penyemangat hidup. Ada teman yang cerita di sekitar tempat tersebut hingga ke tebing di dekat Watsons bay memang terkenal sebagai tebing jadi sering dijadikan tempat untuk terjun bebas (bunuh diri) di Sydney, ihh kok syereemm. 
 
5. Fort Denison Lighthouse

Karena letaknya yang berada di sebuah pulau sepertinya ini jadi satu-satunya mercusuar yang tidak benar-benar saya kunjungi hanya saya lewati saat sedang berada di atas kapal feri. Bukan tidak mungkin sih untuk menginjakkan kaki ke Fort Denison karena memang ada beberapa acara khusus yang digelar di Fort Denison. Sedangkan untuk kunjungan umumnya, Fort Denison hanya bisa dikunjungi oleh para peserta Captain Cook Cruise yang berangkat dari Circular Quay Ferry terminal atau mereka yang sudah reservasi untuk bersantap di restoran yang ada di Fort Denison ini. 

Jika melihat di asal usul rocky island ini, Fort Denison pernah memegang peranan penting seperti stasiun pengecekan ombak dan cuaca, sebagai salah satu petunjuk navigasi hingga sebagai salah satu bangunan pertahanan. Saat ini, Fort Denison selain memiliki sebuah restoran juga dapat di booked untuk acar tertentu dan memiliki sebuah museum.

Share
Tweet
Pin
Share
8 comments
Newer Posts
Older Posts

Pages

  • Home
  • About Me
  • Portfolio

HELLO

HELLO

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...
  • The Choc Pot, Sydney CBD
    Here we go again for another restaurant and cafe adventure in heart of Sydney. I can do cafe hopping most of the time back then in Jakarta ...
  • Kura-Kura Bus: A New Way to Travel in Bali
    My Turtle Bus - Kura-Kura Bus Two weeks ago, Sharon and I were travelling to Bali for around a week. Since we can't drive motorc...
  • Pengalaman Berlibur ke Blue Mountain, Australia
    Salah satu destinasi atau objek wisata terkenal di Sydney yang tidak boleh terlewatkan, selain Opera House dan Pantai Bondi adalah Blu...
  • [ Hostel Review ] Back Home Hostel - Kuala Lumpur
    Budget pas-pasan gara-gara baru aja sebulan sebelumnya trip ke Hongkong tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap berangkat ke Kual...
  • [ Travel Habit ] : Food and Snack Hunting
    Saat melakukan perjalanan ke beberapa kota di luar kota asal atau ke negara lain selain mencoba makanan lokal, pernah ga kalian punya m...
  • Kenapa Pilih Tinggal 1 Tahun di Australia?
    Magical sunset dari Mrs. Macquaire Chair Percaya ga kalo saya bilang, Australia belum pernah masuk ke bucket list tempat yang mau sa...
  • [ Hotel Review ] Yats Colony - Yogyakarta
    Akhirnya setelah 2 tahun, saya kembali lagi berkunjung ke Yogyakarta atau kota yang biasa saya bilang sebagai kota sejuta gudeg. Kota...
  • [ Hotel Review ] Black Bird Hotel Bandung
    Being born and raised in Bandung (even if only for 7 years of my life), I’ve grown to call this city my home. But like many other people wh...

recent posts

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (18)
    • ▼  December (1)
      • 7 Hal Yang Perlu Kamu Tahu Tentang Taipei
    • ►  October (1)
      • Hotel Stylish dan Instagramable di Hong Kong
    • ►  August (1)
      • Main Bareng Minion di Despicable Me Break Out Part...
    • ►  July (1)
      • Kampung Pelangi, Satu lagi Perkampungan Warna-Warn...
    • ►  June (3)
      • Bogota Grafitti Tour
      • [ADV] Hotel Ibis Budget - Semarang
      • 5 Lighthouses to Visit in Sydney
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
    • ►  February (3)
  • ►  2016 (45)
    • ►  December (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (7)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (4)
    • ►  February (5)
    • ►  January (7)
  • ►  2015 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (7)
    • ►  August (9)
    • ►  July (6)
    • ►  June (5)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (7)
    • ►  August (6)
    • ►  July (8)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (17)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)

Search This Blog

Powered by Blogger.

Report Abuse

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...

footer social

Followers

Blog Hits

Indonesian Travel Blog

  • .: adie DOES :.
    Sendirian di Uchisar Castle
    5 years ago
  • awanderlustdiary.com
    Penitipan Koper di Amsterdam Centraal Station
    5 years ago
  • Backpackology
    Cerita-Cerita Horor dari Tallinn Estonia
    6 years ago
  • Because Normal People Will Like Traveling
    Bloggers Gathering – Destination Europe 2014
    23 hours ago
  • Blog Terkini @ wisatakeren.com
    Blog: Road Trip Surabaya Bali Episode 2
    3 years ago
  • Catatan Perjalananku
    Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024 di Indonesia
    1 year ago
  • Chocky Sihombing
    Kalender dan Libur Nasional 2020
    5 years ago
  • D'Cat Queen
  • dananwahyu.com
    Hai Batam, Ramadan Sebentar Lagi Datang, Buka Puasa Dimana Ya
    4 months ago
  • Eat│Play│Repeat
    Bunc@Radius, Little India [CLOSED]
    11 years ago
  • helterskelter
    Home Credit: Solusi Kebutuhan Gadget bagi Content Creator (Plus Tips Editing Video)
    3 years ago
  • Jalan2Liburan
    Spring Trip to Tunisia, North Africa. Akhirnya Traveling ke Negara Baru Lagi!
    3 years ago
  • Jejak BOcahiLANG
    Candi-Candi Majapahit di Situs Trowulan
    9 years ago
  • Jejak Kaki
    Hari Ke 17 : Brussel – Amsterdam (Amsterdam Canal Tour)
    6 years ago
  • Littlenomadid -Indonesian Travel Blogger
    Getting to Togean Islands and Travel Information
    8 years ago
  • Males Mandi
    Cara Mudah Menjadi Reseller Domain dan Raup Keuntungan
    10 months ago
  • Mari Melantjong!
    Kulineran Halal di Hong Kong: Chinese Food
    4 days ago
  • Mollyta Mochtar
    Keseruan di Genting SkyWorlds, Wahana Permainan Terpadu bagi Keluarga
    2 years ago
  • My Salad Days
    Reaching the Peak of Bali - Pura Ulun Danu Bratan
    10 years ago
  • My Time Capsule
    Myanmar: Chasing Sunrise In Bagan
    6 years ago
  • Noerazhka
    Jepara Marina Beach, Oase di Tepian Teluk Awur ..
    9 years ago
  • PAPER LINE
    Kilas Balik 2023 yang complicated
    6 months ago
  • Perjalanan Tak Berujung
    Lidah di GOYANG pak Asep Stroberi
    8 years ago
  • PLAY WITH ME
    Bunga Penutup Abad
    8 years ago
  • Sharon Travelogue
    Glamping di Richland Bali + Jalan-Jalan di Bedugul
    3 years ago
  • tesyasblog
    Liburan ke Busan: Haeundae Beach & Sky Capsule
    1 month ago
  • The TraveLearn
    Itinerary Liburan 3 Hari di Seminyak, Bali, dengan Skuter!
    14 hours ago
  • The Traveling Cows
    Itinerari 10 Hari Perjalanan ke Oman
    5 years ago
  • the-rubyslippers
    Kats in Korea
    11 years ago
  • Traveling Precils
    7 Tip Mengumpulkan Receh Untuk Resolusi Piknik
    8 years ago
  • TRIP TO TRIP
    Nyebur ke Sungai Nagatoro
    8 years ago
  • Usemayjourney
    Menikmati Perjalanan dan Usia yang Makin Bertambah
    7 years ago
  • Wonder Tripper
    Power Women in Travel: Interview with Deanna Ting
    8 years ago

Instagram Feed

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates