• Home
    • About Me
    • Indonesia
    • Asia
      • Dubai
      • HongKong
      • Japan
      • Macau
      • Malaysia
      • Singapore
      • Thailand
      • Vietnam
    • AUS NZ
      • Australia
      • New Zealand
    • Portfolio

Geret Koper

Ringan geret koper, Berat kasih porter


Di negara-negara maju, subway atau kereta bawah adalah salah satu moda transportasi yang umumnya tersedia dan digunakan jutaan orang tiap harinya. Tidak hanya warga lokal, subway juga menjadi transportasi favorit turis karena cepat, murah, dan menjangkau hingga sudut kota. Akan tetapi, ada beberapa rute subway yang cukup rumit yang bisa membuat pusing para turis, salah satunya seperti yang ada di kota Tokyo. Citylab.com bahkan mengatakan bahwa sistem subway Tokyo merupakan rute paling rumit ketiga di dunia, di bawah New York dan Paris.

Tokyo Sky Tree - stasiun terdekat Oshiage (Tokyo Metro Hanzomon line & Toei Asakusa line)

Nah, sebelum pergi ke kota yang memiliki landmark Tokyo Tower dan Tokyo Sky Tree ini, ada beberapa informasi mengenai Tokyo Subway yang perlu kalian ketahui dan juga tips untuk memudahkan perjalanan kalian selama menggunakan subway.

1. Kenali berbagai jalur kereta dan perusahaan yang mengoperasikannya

Tokyo Subway diperasikan oleh dua operator berbeda, yaitu Tokyo Metro dan Toei Subway. Masing-masing operator tersebut memilik jalurnya sendiri. Tokyo Metro terdiri dari sembilan jalur, yaitu Ginza, Marunouchi, Hibiya, Tozai, Chiyoda, Yurakucho, Hanzomon, Namboku, dan Fukutoshin line sedangkan Toei Subway terdiri dari empat jalur, yaitu Asakusa, Mita, Shinjuku, dan Oedo line.

Kalau kalian ingin menggunakan tiket terusan harian (1-Day Open ticket), kalian dapat terlebih dahulu merencanakan jalur yang akan digunakan dalam satu hari tersebut. Tiket terusan untuk jalur-jalur Tokyo Metro saja dapat dibeli seharga 600 yen sedangkan untuk gabungan Tokyo Metro dan Toei Subway harganya 1000 yen. Tiket ini dapat diperoleh di vending machine di stasiun mana saja. Kalau pandai menggunakannya, kalian bisa menghemat beberapa ratus yen dibanding menggunakan e-money seperti Pasmo atau Suica. 

2. Rencanakan perjalanan dengan bantuan Smartphone

Unduh aplikasi route planner supaya tidak perlu pusing lagi mencari tahu cara pergi dari titik A ke B di peta yang rumit. Aplikasi Tokyo Metro Subway Map & Route contohnya, dapat menampilkan rute tercepat atau rute dengan paling sedikit transit yang dapat kalian ambil. Selain itu, ada juga Tokyo Subway Navigation for Tourists yang memiliki tampilan sederhana tapi memiliki informasi yang sangat lengkap, seperti rute, waktu tempuh, dan tarif perjalanan. Berita baiknya, aplikasi ini dapat juga digunakan secara offline dan menjadi poin plus bagi travelers yang tidak memiliki paket data atau tidak menyewa pocket wifi, karena tidak banyak tempat di Tokyo yang menawarkan koneksi wifi gratis.

Edo Tokyo Museum - stasiun terdekat Ryogoku (Toei Oedo line, exitA4)

3. Catat pintu Exit-mu

Saat menggunakan subway untuk mengunjungi lokasi wisata tertentu, sebelumnya jangan lupa untuk mencatat pintu keluar terdekat dari tempat yang dituju. Hal ini dikarenakan rata-rata tiap stasiun memiliki lebih dari satu pintu keluar dan jika salah memilih exit bisa-bisa kita tersasar sangat jauh dari tempat yang sebenarnya kita tuju. Biasanya stasiun-stasiun besar seperti Shibuya memiliki papan informasi dan panduan arah dalam bahasa inggris yang cukup jelas mengenai pintu keluar mana yang harus dipilih untuk menuju lokasi tertentu. Namun jika kalian ingin mendatangi tempat-tempat yang tidak terlalu touristy, ada baiknya mencari tahu terlebih dahulu pintu keluar mana yang paling dekat ke lokasi tersebut. 

4. When in Rome, do as the Romans do

Bagi travelers yang juga pengguna commuter line jakarta (kereta jakarta), mungkin sudah terbiasa dengan pemandangan orang-orang yang mengobrol atau menelepon di dalam kereta. Nah, dua kebiasaan ini sebaiknya dihindari saat menggunakan subway di Jepang. Mengobrol dengan teman tidak dilarang tapi usahakan untuk tidak terlalu berisik dan menggangu penumpang lain. Selain itu, di dalam kereta penumpang diharapkan untuk mengatur ponsel mereka ke dalam mode senyap (silent) atau manner mode. Berbicara di telepon merupakan hal yang dianggap tidak sopan dilakukan di transportasi umum tapi tenang saja, kegiatan-kegiatan lain seperti chatting atau main game boleh kok dilakukan. Oh ya, saat menggunakan eskalator di stasiun di Tokyo, berdirilah di sisi kiri eskalator jika hanya akan berdiri selama menggunakan eskalator karena sisi sebelah kanan diperuntukkan bagi orang yang berjalan. Kalau kalian berdiri di sisi kanan namun berdiri diam, kalian bisa menghalangi orang yang sedang terburu-buru mengejar kereta.

 Kaminarimon Sensoji Temple - stasiun terdekat Asakusa (Tokyo Metro Ginza line exit 1)

Tulisan ini merupakan guest post dari Halida Aisyah, thank you udah meramaikan geretkoper :3



Halida A.
Sangat suka berburu makanan manis, buku, dan festival. Senang bersepeda di mana saja. Baru pernah tinggal di Indonesia dan Jepang, tapi menganggap seluruh dunia adalah rumahnya.
Twitter: @___rubyslippers
Instagram: @___rubyslippers
Share
Tweet
Pin
Share
19 comments

Berawal dari postingan Kania di blognya tentang Hotel lucu di Bandung, saya menemukan sebuah konsep kamar yang unik dimana kamar tersebut bertipe "rooftop" yang salah satu dindingnya merupakan jendela kaca dengan sudut yang miring. Tangan ini langsung gatel cari-cari informasi tentang Beehive Boutique Hotel ini ke beberapa website pemesanan hotel. Awalnya saya kecewa karena tidak menemukan tipe kamar yang Kania sebutkan di postingannya. Karena keinginan main ke kamar "rooftop" ini tidak terbendung, saya akhirnya coba telepon ke hotelnya langsung untuk memesan kamar rooftop ini. (seumur-umur saya belum pernah booking hotel via telepon dan langsung ke hotelnya loh *sumpah*, maap norak).


Long story short, saya akhirnya berhasil memesan kamar rooftop ini plus langsung memastikan kamar yang saya inginkan yang mana. Hotel ini hampir serupa dengan Oliver's Hostelry, hotel yang pernah saya inapi sebelumnya di mana setiap kamar desainnya berbeda-beda. Oh iya for your info di hotel ini cuma ada 3 kamar dengan tipe rooftop.

Common Area

I would say this hotel is super INSTAGRAMABLE. Sedari awal masuk ke lobby aja, saya udah sibuk celingukan sana sini sambil senyum-senyum sendiri melihat lobbynya yang cantik. Lobbynya dikelilingi jendela kaca sehingga di siang hari pencahayaannya sangat terang, pemilihan furnitur dan barang-barang di lobby sudah seperti showcase Majalah Martha Stewart Living deh rasanya. I know I would love to spend some time in this area. Gak sampai di situ aja, ternyata hotel 5 lantai ini memiliki sudut cantik di tiap-tiap lantainya. Karena kamar saya kebetulan ada di lantai 4, saya melewati semua showcase ini dan pastinya selalu berhenti untuk foto-foto dulu.



Dreams don't work unless you do

Rooms

Secara keseluruhan tiap-tiap kamar di hotel ini mengusung tema Scandinavian dan dibagi lagi ke dalam 5 tema pilihan, Dusty Miller, Olive Green, Maiden Fern, Lily of The Valley dan Lily of The Nile. Untuk kamar rooftop hanya ada di tipe Lily of the Valley dan Lily of The Nile. Untuk tempat tidur juga ada pilihan twin bed dan double bed, buat yang suka bingung sama tipe kasurnya ini mending yang diinget salah satu aja, misalnya twin bed itu berarti terdiri dari 2 tempat tidur single.   



Kamar yang saya inapi bertema Lily of The Valley, ukuran kamarnya cukup luas dan ada akses ke balkon juga. Tiap-tiap kamar sudah dilengkapi dengan LCD TV kabel, tea & coffee corner, toiletries, hot & cold shower dan free WiFi. 

Saya sempat celingukan di kamar untuk mencari arah kiblat tapi ga ketemu juga. Sebenarnya bisa saja sih telepon ke front office untuk bertanya arah kiblat tapi kemarin akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan mobile apps compass.


Kamar-kamar cantik di hotel ini cocok banget untuk diinapi bersama teman atau keluarga, namun rasanya kurang cocok apabila kita membawa keluarga yang sudah berumur karena untuk akses ke kamar hanya menggunakan tangga, well kebayangkan kalo tiba-tiba dapat kamar seperti punya saya di lantai 4.



Di malam saya menginap di Beehive, hujan turun cukup lebat. Biasanya saya akan sedikit kesal jika saat liburan ternyata turun hujan, tapi kali in cukup berbeda dan meskipun hujan turun ternyata masih tetap menyenangkan. Kok bisa? Hotel ini satu area dengan dua restoran yang masih dalam manajemen yang sama yaitu Beehive cafe dan Kapulaga resto, jadi saat hujan turun sata tidak perlu khawatir kesulitan mencari makan malam. Selain itu, ternyata air hujan yang jatuuh dan mengalir di jendela kamar menjadi pemandangan unik tersendiri yang malam bikin betah lama-lama di kamar. The perks of having rooftop room theme *love love love*. Andai aja pemandangannya langsung hutan pinus atau lembah hijau yah.

Breakfast

Setelah check in, saya disodori selembar kertas berisi daftar menu sarapan yang bisa kami pilih untuk besok paginya. Awalnya saya pikir konsepnya akan sama seperti Oliver's yang diantar ke masing-masing kamar. Ternyata sarapan bisa dipilih untuk disantap di Beehive cafe atau di Kapulaga dan tentunya dengan memilih menunya terlebih dahulu. Ada 5 jenis menu diantaranya, Nasi uduk, Nasi goreng, Full beehive breakfast, egg & toast dan cereal. Tiap-tiap menu sudah termasuk minum, bisa dipilih antara kopi atau teh.

Saya memesan nasi goreng dan teman saya memesan full beehive breakfast yang ternyata disajikan lengkap dengan potongan buah juga. Menu nasi gorengnya sih standard lengkap dengan kerupuk, telor mata sapi, sosi sapi dan acar sedangkan full beehive breakfast sepertinya jadi menu yang paling banyak elemennya, mulai dari roti bakar, hash brown, telor mata sapi, beef bacon, sosis sapi, salad dan tumis jamur. 





  
Overall, saya suka pake banget menginap di hotel ini. Selain kamarnya yang cantik dan nyaman, lokasinya juga strategis dan hanya sejengkal dari jalan raya Dago (Jl. Ir. H Juanda). Mungkin untuk kerapihan kamar mandinya bisa ditingkatkan sedikit and it would be perfect :), kemarin saya rasanya agak kurang rapi tapi semoga cuma kamar saya aja sih. 


Jadi gimana? Kalian udah kepengen langsung pesan kamar di hotel ini untuk liburan selanjutnya di Bandung kan?





Beehive Boutique Hotel
Jl. Dayang Sumbi No 1 - 3, Bandung
(022) 2505801
Share
Tweet
Pin
Share
31 comments

Lokasinya tak jauh dari sudut Lebuh Chulia yang bersimpangan dengan Jalan Masjid Kapitan Keling, yang artinya penginapan ini berada di jantung UNESCO World Heritage Site Georgetown. Artinya juga, lokasi jadi nilai jual utama penginapan dan jadi alasan penting bagi saya dalam memilihnya. Beberapa tempat ibadah ikonik berada dalam jangkauan berjalan kaki. Masjid Kapitan Keling tepat berada di seberang bangunan. Kuil Kwan Im, Shri Mahariamman Temple, dan Gereja Anglikan St George pun bisa didatangi kurang dari 10 menit berjalan. Selain tempat ibadah, beberapa landmark Penang pun berada tak jauh dari penginapan. Penang Peranakan Mansion, Penang Art & Gallery Museum, Little India, dan Lebuh Armenian yang hip dengan aneka mural pun ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Lokasinya yang tak jauh dari Jalan Masjid Kapitan Keling pun memiliki 1 keunggulan lain yakni tak jauh dari halte bus CAT yang membawa kita berkeliling inti kota Georgetown tanpa biaya sepeserpun.


 

Alasan lain yang membuat saya memilih The Frame Guesthouse adalah bentuk bangunannya. Shophouse tua yang telah direnovasi menjadi lebih minimalis, raw, dan chic. Front office yang memanjang hanya diisi 1 meja, 2 kursi, dan 1 karpet kecil namun tidak mengurangi nilai estetiknya. Beralih ke area pantry, nuansa kayu menambah keindahan ruangan yang tampak ‘tua’. Toilet & shower area pun dipoles dengan gaya layaknya tidak dipoles. Susunan bata diekspose telanjang tanpa diplester dan dicat menambah kesan ‘savage’.




Tak banyak fasilitas yang disediakan The Frame Guesthouse. Namun kebutuhan dasar akan sebuah penginapan seperti kamar tidur, pantry, shower, & toilet area dibangun dengan apik. Pemilihan furnitur dan penyusunannya menambah nilai kenyamanan karena tidak membuat sumpek bangunan tua yang hanya terdiri dari 3 lantai ini.



Jika telah selesai mengagumi dan menikmati hostel yang chic ini, monggo loh berjalan sedikit menyeberangi Lebuh Chulia untuk menikmati Nasi Kandar Beratur yang letaknya hanya beberapa langkah dari The Frame Guesthouse. Atau, ingin bercengkrama bersama teman sambil menyeruput secangkir kopi? Beberapa coffeeshop ternama tak jauh untuk dijelajahi. Tak butuh berkendara untuk mendatangi The Alley, Selfie Coffee, Mugshot Coffee, atau Moustache Houze.



The Frame Guesthouse

168 Lebuh Chulia, Georgetown, Penang

Tulisan ini merupakan guest post yang dibuat kak Ari - Eat|Play|Repeat
Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Yeaayyy penginapan favorit teman pejalan series balik lagi. Kalo sebelumnya yang dibahas adalah penginapan di Bandung dan Singapura, kali ini beberapa teman pejalan dan saya akan berbagi informasi tentang penginapan di Penang. 

Pulau Pinang atau yang lebih akrab disebut Penang ini, merupakan Negara bagian Malaysia yang bisa ditempuh dengan kereta selama kurang lebih 8 jam dari Kuala Lumpur. Naik keretanya cuma sampai Butterworth dilanjutkan naik feri ke Georgetown. Kultur yang ada di Penang juga sama beragamnya seperti di Kuala lumpur, bangunan-bangunan ruko atau yang biasa disebut shophouse juga banyak yang masih kental dengan asitektur cina peranakan.

Daerah penginapan yang paling favorit biasanya berada di Georgetown, di area ini banyak terdapat objek wisata dan mural-mural yang biasa jadi incaran para pejalan. Berikut ini ada beberapa teman pejalan akan berbagi informasi tempat menginap di Penang, siapa tahu bisa jadi ide buat kalian yang hendak berkunjung ke Penang.

1. Hotel Penaga - Meidiana Kusuma (ini aku sendiri :P)

 kirinya Jalan Hutton, kanannya Jalan Clarke

Ini penampakan kamar dengan 2 kamar tidurnya, hayoo ngeh ada yang "Indonesia" ga dari kamarnya?

Hotel ini terletak di perempatan Hutton street dan Clarke street. Uniknya hotel ini menjadi hotel heritage pertama yang mendapat predikat green rating loh. Meskipun beberapa bagian hotel tetap dijaga desain eksterior dan interiornya bergaya cina peranakan, namun beberapa bagian telah dimoderinisasi. Kamar di Hotel Penaga yang paling kecil ukurannya sudah luas banget dan ada juga kamar dengan 2 kamar tidur yang cocok untuk kalian yang bepergian dengan keluarga. 

Untuk perihal makanan juga ngga perlu khawatir, karena di dekat hotel banyak banget restaurant dan food court, beberapa malah masih buka sampai tengah malam. Untuk menuju perhentian free bus Penangnya juga hanya tinggal jalan menuju Jalan Penang aja. Recommended banget.

2. Spices Residence - Aggy DEWtraveller





Di daerah Georgetown ada penginapan yang bernama Spices Residence. Tempatnya strategis, cosy dan homy banget. Jumlah kamar yang ada di Spices residence tidak terlalu banyak sehingga aku ngerasa lebih nyaman dan tidak terganggu dengan tamu-tamu yang lain. Sejarah di balik bangunan Spices residence ini juga tidak kalah seru, bangunannya sendiri dibangun sekitar tahun 1700an dan awalnya tempat ini peruntukan untuk tempat 'camp' sementara para calon jemaah haji sebelum keberangkatan ke Mekkah. 

Tamu yang menginap di Spices Residence juga mendapatkan sarapan dengan menu khas lokal seperti nasi lemak yang dibungkus daun pisang serta menu pelengkap seperti samosa dan spring roll. 
Aggy   
Blog :Dream Explore Wander
Twitter :@dewtraveller
Instagram : @dewtraveller


3. Golden Sands Penang - Tesya


Untuk kalian yang mau berkunjung ke Penang bersama keluarga dan mau mencoba suasana di luar Georgetown, bisa juga menginap di daerah Batu Feringghi. Ada penginapan yang saya rekomendasikan bernama Golden Sands. Beberapa hal menarik dari hotel ini diantaranya, hotel yang langsung tersambung ke pantai, taman yang luas, kolam renang yang besar, ada kolam berenang khusus anak-anak lengkap dengan waterlsidenya, dekat dengan halte bus dan ada free shuttle ke Georgetown. 



Di dekat Golden Sands juga ada beberapa tempat makan sehingga kita ga kesulitan cari makanan seperti KFC (jauh-jauh ke Penang makannya KFC lagi :P) dan ada juga Long Beach hawker center.
Tesya
Blog : Tesyasblog
Twitter : @tesyasblog
Instagram : @tesyasblog

4. G Hotel Kelawai - Jennifer Tham


Salah satu pilihan hotel lain di Penang yang juga masih di dekat pusat kota adalah Hotel G Kelawai. Kamar-kamar di Hotel G ini baru saja di makeover dan beberapa furnitur diganti sehingga tampak lebih stylish. Tiap kamar mandi juga dilengkapi bath tub plus bath salt juga, seru!.

Untuk mendapatkan pemandangan terbaik dari kamar, sebaiknya kali meminta untuk mendapatkan kamar yang menghadap ke Gurney Drive. Soal belanja dan makanan juga tidak perlu khawatir, hotel ini terletak persis di samping Gurney Plaza dan Gurney Paragon sedangkan untuk city tour, di depan Gurney Plaza juga ada halte bus Penang hop-on hop-off.






Jennifer
Blog : Sillyepiphany
Instagram : @sillyepiphany


5. The Frame Guesthouse - Ari


Lokasi The Frame Guesthouse terletak di 168 Lebuh Chulia, sebuah lokasi yang bisa dibilang sebagai jantung UNESCO World Heritage site Georgetown. Letaknya sangat strategis, Mesjid Kapiran Keling tepat berada di seberang bangunan sedangkan Kuil Kwan Im, Sri Mahariamman temple dan Gereja Anglican St George pun bisa didatangi kurang dari 10 menit berjalan.

Keunggulan lain dari penginapan ini adalah lokasinya yang tidak jauh dari halte bus CAT, bus lokal yang bisa membawa kita berkeliling Georgetown tanpa biaya sepeserpun. Tak banyak fasilitas yang disediakan The Frame Guesthouse. Namun kebutuhan dasar akan sebuah penginapan seperti kamar tidur, pantry, shower, & toilet area dibangun dengan apik. Pemilihan furnitur dan penyusunannya menambah nilai kenyamanan karena tidak membuat sumpek bangunan tua yang hanya terdiri dari 3 lantai ini. 


Ari
Blog : Eat|Play|Repeat
Twitter : @sy_azhari
Instagram :@ariazhari

6. Tune Hotel - Dita


source: tunehotels.com

Sepertinya hampir sebagian besar penginapan yang ada di sekitaran Georgetown adalah bangunan tua, terutama hostelnya. Nah, buat kalian yang agak parnoan dan kurang suka dengan 'bangunan tua' ini, Tune hotel bisa jadi pilihan. Akses ke hotel yang berlokasi di Jalan Burma ini juga terbilang mudah kok, selain lumayan dekat dengan Komtar, di depan Hotel ada bus stop yang dilewati bus no 103 menuju Gurney Drive, pusat kuliner Penang (ada 2 mall besar juga di dekat situ). Di sekitaran hotel juga ada beberapa coffee shop lucu yang bisa dicoba. Sekedar tips, usahakan pesan kamar dari jauh-jauh hari jadi harganya jauh lebih murah.


Dita
Blog : Males Mandi
Twitter : @malesmandicom
Instagram : @malesmandicom


Listnya bukan cuma ini aja loh, akan terusss bertambah. Kamu punya tempat menginap favorit juga di Penang? ayo dong ikutan share bisa email ke aku atau DM ke akun social media yang lainnya ya.

Baca Juga:
Penginapan Favorit Teman Pejalan di Bandung
Penginapan Favorit Teman Pejalan di Singapura

Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Newer Posts
Older Posts

Pages

  • Home
  • About Me
  • Portfolio

HELLO

HELLO

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...
  • The Choc Pot, Sydney CBD
    Here we go again for another restaurant and cafe adventure in heart of Sydney. I can do cafe hopping most of the time back then in Jakarta ...
  • Kura-Kura Bus: A New Way to Travel in Bali
    My Turtle Bus - Kura-Kura Bus Two weeks ago, Sharon and I were travelling to Bali for around a week. Since we can't drive motorc...
  • Kenapa Pilih Tinggal 1 Tahun di Australia?
    Magical sunset dari Mrs. Macquaire Chair Percaya ga kalo saya bilang, Australia belum pernah masuk ke bucket list tempat yang mau sa...
  • [ Hotel Review ] Black Bird Hotel Bandung
    Being born and raised in Bandung (even if only for 7 years of my life), I’ve grown to call this city my home. But like many other people wh...
  • [ Hostel Review ] Back Home Hostel - Kuala Lumpur
    Budget pas-pasan gara-gara baru aja sebulan sebelumnya trip ke Hongkong tidak menyurutkan semangat saya untuk tetap berangkat ke Kual...
  • [ Travel Habit ] : Food and Snack Hunting
    Saat melakukan perjalanan ke beberapa kota di luar kota asal atau ke negara lain selain mencoba makanan lokal, pernah ga kalian punya m...
  • [ Hotel Review ] Yats Colony - Yogyakarta
    Akhirnya setelah 2 tahun, saya kembali lagi berkunjung ke Yogyakarta atau kota yang biasa saya bilang sebagai kota sejuta gudeg. Kota...
  • Sydney Travel Guides [Part 1]
    As one of largest city in Australia, Sydney has become one of favorite city to visit for holiday. It's easy to use public transpo...

recent posts

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  May (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (18)
    • ►  December (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (1)
    • ►  April (3)
    • ▼  March (4)
      • [ Tokyo Subway 101 ] 4 Tips Menggunakan Subway di...
      • [ Hotel Review ] Beehive Boutique Hotel - Bandung
      • [ Hostel Review ] The Frame Guesthouse - Penang
      • Penginapan Favorit Teman Pejalan di Penang
    • ►  February (3)
  • ►  2016 (45)
    • ►  December (3)
    • ►  October (3)
    • ►  September (3)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (7)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (4)
    • ►  February (5)
    • ►  January (7)
  • ►  2015 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (3)
    • ►  October (4)
    • ►  September (7)
    • ►  August (9)
    • ►  July (6)
    • ►  June (5)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (36)
    • ►  December (9)
    • ►  November (5)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (59)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (7)
    • ►  August (6)
    • ►  July (8)
    • ►  June (7)
    • ►  May (5)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2012 (17)
    • ►  December (7)
    • ►  November (6)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (2)

Search This Blog

Powered by Blogger.

Report Abuse

Popular Posts

  • [ Hotel Review ] Hotel Mustard Asakusa 2, Tokyo
    Bukan Meidi namanya kalo jalan-jalannya minggu lalu kemudian artikel review hotelnya terbit di minggu setelahnya, hihihih begitu juga untuk ...
  • Mengajukan Visa Turis Dubai (UAE) Via VFS
    Karena ada beberapa teman sempat menanyakan perihal pengajuan visa ke Uni Emirat Arab, terutama Dubai, akhirnya saya coba buat artikel ...

footer social

Followers

Blog Hits

Indonesian Travel Blog

  • .: adie DOES :.
    Sendirian di Uchisar Castle
    5 years ago
  • awanderlustdiary.com
    Penitipan Koper di Amsterdam Centraal Station
    5 years ago
  • Backpackology
    Cerita-Cerita Horor dari Tallinn Estonia
    6 years ago
  • Because Normal People Will Like Traveling
  • Blog Terkini @ wisatakeren.com
    Blog: Road Trip Surabaya Bali Episode 2
    2 years ago
  • Catatan Perjalananku
    Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024 di Indonesia
    1 year ago
  • Chocky Sihombing
    Kalender dan Libur Nasional 2020
    5 years ago
  • D'Cat Queen
  • dananwahyu.com
    Hai Batam, Ramadan Sebentar Lagi Datang, Buka Puasa Dimana Ya
    3 months ago
  • Eat│Play│Repeat
    Bunc@Radius, Little India [CLOSED]
    11 years ago
  • helterskelter
    Home Credit: Solusi Kebutuhan Gadget bagi Content Creator (Plus Tips Editing Video)
    3 years ago
  • Jalan2Liburan
    Spring Trip to Tunisia, North Africa. Akhirnya Traveling ke Negara Baru Lagi!
    3 years ago
  • Jejak BOcahiLANG
    Candi-Candi Majapahit di Situs Trowulan
    9 years ago
  • Jejak Kaki
    Hari Ke 17 : Brussel – Amsterdam (Amsterdam Canal Tour)
    6 years ago
  • Littlenomadid -Indonesian Travel Blogger
    Getting to Togean Islands and Travel Information
    8 years ago
  • Males Mandi
    Cara Mudah Menjadi Reseller Domain dan Raup Keuntungan
    9 months ago
  • Mari Melantjong!
    Sometimes, Marriage Is Not Scary
    3 months ago
  • Mollyta Mochtar
    Keseruan di Genting SkyWorlds, Wahana Permainan Terpadu bagi Keluarga
    2 years ago
  • My Salad Days
    Reaching the Peak of Bali - Pura Ulun Danu Bratan
    10 years ago
  • My Time Capsule
    Myanmar: Chasing Sunrise In Bagan
    6 years ago
  • Noerazhka
    Jepara Marina Beach, Oase di Tepian Teluk Awur ..
    9 years ago
  • PAPER LINE
    Kilas Balik 2023 yang complicated
    6 months ago
  • Perjalanan Tak Berujung
    Lidah di GOYANG pak Asep Stroberi
    8 years ago
  • PLAY WITH ME
    Bunga Penutup Abad
    8 years ago
  • Sharon Travelogue
    Glamping di Richland Bali + Jalan-Jalan di Bedugul
    3 years ago
  • tesyasblog
    Liburan ke Busan: Haeundae Beach & Sky Capsule
    4 weeks ago
  • The TraveLearn
    Jalan-Jalan di Amerika Serikat:dari Florida yang Tropis hingga San Francisco yang Dinamis
    5 days ago
  • The Traveling Cows
    Itinerari 10 Hari Perjalanan ke Oman
    5 years ago
  • the-rubyslippers
    Kats in Korea
    11 years ago
  • Traveling Precils
    7 Tip Mengumpulkan Receh Untuk Resolusi Piknik
    8 years ago
  • TRIP TO TRIP
    Nyebur ke Sungai Nagatoro
    8 years ago
  • Usemayjourney
    Menikmati Perjalanan dan Usia yang Makin Bertambah
    7 years ago
  • Wonder Tripper
    Power Women in Travel: Interview with Deanna Ting
    7 years ago

Instagram Feed

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates