Bertempat di gedung SMESCO Jakarta, acara SMESCO Netizen Vaganza 2015 berlangsung selama dua hari 26 - 27 September 2015. Acaranya gratis dan terbuka untuk umum. Selama dua hari tersebut terdapat 6 workshop setiap harinya. Saya kebetulan datang di hari ke 2, dan berkesempatan mengikuti 2 buah workshop yang diadakan di jam terpisah. Sebelumnya saya sudah pernah membahas SMESCO loh, tapi pada waktu itu saya sendiri tidak sempat belanja apapun gara-gara kelupaan bawa uang dan ATM, hahahahahahahaha. Tapi hari minggu lalu akhirnya kalap beli batik sama baju (haduuuhhh)
Basic Travel Writing by Agustinus Wibowo
Buat yang belum tau, Agustinus Wibowo ini adalah seorang penulis buku perjalanan. Titik Nol, Selimut Debu dan Garis Batas adalah beberapa karya tulisannya bisa kalian baca. Mas Agus sebelumnya sempat mejelaskan, cerita perjalanan tentu berbeda dengan panduan wisata. Panduan wisata berisi detail perjalanan hingga bujet yang dibutuhkan selama perjalanan. Sedangkan cerita perjalanan menceritakan dari sudut pandang yang berbeda, bisa menceritakan kisah seseorang yang ditemukan di perjalanan, pergolakan bathin yang terjadi, dan kisah menarik apapun yang ditemukan selama perjalanan. Buku cerita perjalanan yang sukses adalah yang bisa mengajak pembacanya merasakan secara langsung apa yang dirasakan oleh penulis melalui tulisan di bukunya. Salah satu buku cerita perjalanan yang paling terkenal adalah Eat, Pray and Love karya Elizabeth Gilbert.
Saat sesi tanya jawab, ada seorang penanya yang menanyakan bagaimana caranya untuk mendapatkan cerita perjalanan saat melakukan perjalanan? mas Agus menjelaskan, bahwa kita harus mencoba mencari sudut pandang yang unik. Misalnya saat berkunjung ke Candi Borobudur, jika hanya bererita tentang candinya itu sendiri mungkin dirasa biasa, karena sudah banyak orang yang berkunjung ke sana dan melihat Candi Borobudur secara langsung. Mengapa tidak kita cari sisi lainnya, misalnya momen ketika Candi Borobudur dibersihkan. Tidak banyak orang yang mengetahui tata cara pembersihan sebuah candi kan? dan yang pastinya candi sebesar itu tidak mungkin dibersihkan sendirian plus tidak mungkin menggunakan lap kan? hehehehe
Pembahasan cerita perjalanan yang sebenarnya sedikit berat, bisa dibawakan dengan santai dan terasa ringan oleh mas Agus loh.Wiihhh thank you banget SMESCO, saya jadi bisa ikutan workshopnya penulis kece yang satu ini.
VLOG Tips and Tricks by Sacha Stevenson
Workshop berikutnya yang saya ikuti adalaha Vlog Tips and Tricks oleh Sacha Stevenson. Sacha (Sasya) ini sebelumnya sudah sering saya lihat di TV saat mengikuti program lawak di stasiun TV swasta. Namun akhir-akhir ini wajahnya jarang kita lihat, ternyata kesibukannya saat ini adalah membuat video yang kemudian diunggah ke situs youtube. Beberapa kali saya pernah sih nonton videonya Sacha, menarik lucu dan menyentil. Iyahh, isi video yang dibuat Sacha lebih keseharian orang Indonesia di mata para expat atau bule. Coba deh cek youtube channelnya Sacha Stevenson.
Kemarin Sacha membagi cerita tentang awal mulanya beliau membuat video, dimulai dari iseng-iseng hingga saat ini uang yang dihasilkan dari video-video tersebutlah yang menjadi mata pencaharian Sacha. Loh kok bisa dapat uang dari youtube, ini sih sama aja kayak para pengguna twitter atau Instagram, bedanya kalo di Twitter atau Instagram penggunanya mungkin diendorse produk untuk diiklankan di akun tersebut, Nah kalo di youtube, selain hal tersebut bisa digunakan, iklan yang biasanya muncul di depan video juga ternyata menghasilkan loh. Dihitungnya berdasarkan jumlah views, well Sacha kemarin juga kurang ingat dengan pasti uang yang diterima (kira-kira $1,5 untuk 1000 views) coba deh diitung kalo kalian punya 100 video dan masing-masing punya minimal 1000 views, itu berarti 1,5 x 100 = $150.
Sacha juga menambahkan video sebaiknya tidak terlalu panjang kira-kira 2 menitan aja, tapi jika isi dari video dirasa amat menarik ada juga sih yang sampai 4 menitan. Eh videonya di unggah Sacha ke Youtube juga kayaknya ada yang berdurasi 10 menit sih. Karena beberapa video yang dibuat Sacha satire, tidak sedikit komen negatif yang dia jumpai di komen video-videonya. Awalnya dia sempat stress melihat kelakuan para hatersnya ini, namun lambat laun dia berusaha untuk cuek. Tapi jika dirasa memang sudah terlalu ribut, Sacha juga pernah mengedit videonya agar tidak menyinggung orang banyak. Mau jadi youtuber juga kayak Sacha? saya sih masih belum ahli ngambil video hahahah jadinya masih belum yakin.
Selain beberapa workshop yang diadakan diadakan di gedung SMESCO, di pelataran luar gedung juga terdapat bazaar dan SMESCO Art. Di panggung depan diadakan lomba band tingkat SMA (ehh bener SMA ga ya? hahahahha ga tampang SMA soalnya kemarin). Yang menyenangkan adalah kumpulan food truck yang ikutan meramaikan acara bazaar tersebut. Makanan yang dijajakan juga variatif, dari frozen yoghurt, mie, burrito, ayam goreng, shawarma dan masih banyak lagi. Semua food truck yang berkumpul di situ benar-benar produk a.k.a perusahaan lokal.
Wahh ga sabar nungguin acara Netizen Vaganza berikutnya nih :)